Selain itu, terdapat kondisi La Nina lemah yang ditandai oleh nilai indeks Nino 3.4 sebesar -0.91 dan Southern Oscillation Index (SOI) sebesar +3.7.
Kondisi itu berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah timur Indonesia.
Baca Juga:
Dua Gelombang Hujan Lebat Mengancam Awal Desember: BMKG Minta Publik Tetap Siaga
Kombinasi Madden–Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuator diprediksi turut aktif di beberapa wilayah sehingga memicu peningkatan aktivitas konvektif.
Sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Barat Aceh juga membentuk daerah perlambatan angin atau konvergensi yang memanjang dari perairan barat Aceh hingga Sumatera Utara dan Laut Andaman.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan secara signifikan di sekitar bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” jelas BMKG.
Baca Juga:
SinyaI Lumpuh, Personel PLN Tempuh Jalur Berbahaya di Sibolga Demi Listrik Menyala
BMKG menegaskan bahwa potensi hujan lebat dan angin kencang pada 10-11 Desember 2025 merupakan hasil perpaduan berbagai faktor atmosfer yang aktif bersamaan dan perlu diantisipasi secara kolektif oleh masyarakat.
Prakiraan cuaca pada 10-11 Desember 2025
Menurut keterangan pada laman resmi, BMKG memprakirakan sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan lebat dan angin kencang pada 10–11 Desember 2025, sebagai berikut: