"Melalui perdebatan panjang, teman saya
dari Tiongkok menyerah, dan bekerjasama dengan saya. Kemudian, saya mengirimkan
tim berpuluh-puluh kali ke tiongkok, dan tim dari Tiongkok juga bolak balik
kurang lebih 20 kali. Tapi, tim Indonesia ke sana hampir 30 kali untuk
belajar," katanya.
Dari hasil kerjasama dan kesepakatan kedua
belah pihak, tanpa memikirkan membuat perusahaan, Moeldoko mulai memberanikan
diri membuat bus listrik pada 2016-2017.
Baca Juga:
Gubernur Jabar Minta Pabrikan Otomotif Produksi Bus Listrik
"Tentu saya tidak bisa. Orang saya
tentara, mana ngerti buat barang-barang begitu. Saya orang infantri,
yang lahirnya memang fighter di lapangan, tidak tahu tentang mobil-mobil
begitu," katanya.
Moeldoko kemudian menunjuk orang kepercayaannya
untuk membuat bus listrik, yang kemudian disebutnya sebagai prototipe bus
listrik pertama MAB.
"Apa yang dilakukan waktu itu? Kita
lakukan, kita potong sasisnya mobil Mercy (Mercedes-Benz). Setelah itu,
direka sedemikian rupa, dan disetujui," katanya.
Baca Juga:
UI Tawarkan Bus Listrik Sebagai Kendaraan Ramah Lingkungan
"Waktu itu, kita hanya berpikir, yang
penting jalan sebagai mobil listrik. Dengan skill keberanian, tentu kita
coba. Ini adalah tipe pertama yang kita lahirkan," katanya.
Sukses dengan prototipe pertama, mantan
Panglima TNI tersebut kemudian melanjutkan dengan membuat bus listrik prototipe
kedua.
Bus model kedua ini berjenis bus low entry
dengan body monokok. Bus diuji coba dengan melakukan perjalanan dari
Jakarta-Surabaya, dan diklaim aman.