Lebih lanjut, Teguh mengatakan kondisi tersebut secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak dan perikanan darat.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memerhatikan pemutakhiran informasi cuaca maritim dari BMKG.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
"Di sisi lain, tinggi gelombang 2-4,5 meter yang masuk kategori tinggi juga diprakirakan masih berpotensi terjadi di perairan selatan Jabar-DIY hingga tanggal 16 Maret 2022, sehingga kewaspadaan harus lebih ditingkatkan ketika terjadi rob," jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Tarmuji, mengatakan hingga saat ini nelayan di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, tetap beraktivitas mencari ikan seperti biasa.
Menurut dia, nelayan Cilacap selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG meskipun mereka tetap menggunakan hitungan berdasarkan kearifan lokal.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
"Saat ini, kondisi perairan masih landai, nelayan tetap beraktivitas seperti biasa," tutupnya.
Disinggung mengenai peringatan dini potensi rob yang dikeluarkan BMKG, Tarmuji mengatakan hal itu telah diantisipasi oleh nelayan yang sedang tidak berangkat melaut dengan menambatkan perahu mereka ke daratan yang jauh dari bibir pantai agar tidak terseret gelombang saat pasang maksimum sedang berlangsung. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.