WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perhubungan memprediksi bahwa selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini, lebih dari 60 juta kendaraan pribadi akan berada di jalan.
Jalan-jalan macet mungkin terjadi, terutama pada tanggal prediksi arus puncak dan arus balik.
Baca Juga:
PT KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan Delapan Kereta Baru untuk Libur Natal 2024
Dijelaskan oleh Hendro Sugiatno, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, pihaknya telah memperkirakan waktu arus puncak dan balik, yang diperkirakan berlangsung selama dua hari.
Disebutkan bahwa arus puncak mudik akan terjadi pada 22 Desember (Jumat) dan arus balik akan terjadi pada 26 Desember (Jumat) dan 1 Januari 2024 (Senin).
Menurut Hendro dalam keterangan resminya, Senin (20/11), masyarakat perlu mengatur perjalanan saat mudik Nataru sebab ada libur sekolah dan masa kampanye Pemilu 2024.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Jatim dan Pemkot Madiun gelar Gerakan Pangan Murah di Madiun
DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali telah merilis jadwal libur sekolah semester ganjil yaitu pada 18 Desember hingga 2 Januari 2024. Sedangkan KPU menetapkan jadwal kampanye Pemilu 2024 yaitu 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
"Libur sekolah yang bersamaan dengan masa kampanye pemilu tahun 2024 dan diikuti oleh data mobilitas masyarakat yang terus meningkat maka Penyelenggaraan Nataru 2023/2024 perlu diatur dengan baik oleh masyarakat yang ingin melakukan perjalanan liburan," ujar Hendro.
Dia mengatakan pihaknya memperkirakan bahwa mudik Nataru akan dimulai pada tanggal 18 Desember, ketika diperkirakan sekitar 2,8 juta mobil akan meninggalkan Jakarta.
Di Jakarta, tanggal 18 Desember sudah libur, dan mungkin kembali tanggal 22 Desember.
Namun, tanggal 18 mungkin sudah libur sekolah. Dia menjelaskan bahwa hal itu telah direncanakan dan telah dilakukan rapat untuk memulai jalur darat dan laut.
Melansir CNN Indonesia, menurut survei online yang dilakukan Kemenhub, pergerakan orang selama mudik Nataru diperkirakan mencapai 107,63 juta, dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dari jumlah itu, nyaris 40 juta orang mengatakan bakal menggunakan mobil pribadi dan 20,14 juta orang memilih naik sepeda motor pribadi.
Sedangkan sisanya memanfaatkan transportasi umum, yakni kereta 14,79 juta orang (13,16 persen), pesawat 13,88 juta orang (11,91 persen), bus 12,29 juta orang (10,94 persen), kapal penyeberangan 6,78 juta orang (6,04 persen) dan kapal laut 3,86 juta orang (3,44 persen).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]