Selain itu, posisi semu Matahari yang berada di sekitar garis ekuator dan terus bergeser ke arah utara dengan deklinasi mencapai 11,2° LU menyebabkan wilayah Indonesia menerima intensitas penyinaran yang lebih besar.
BMKG juga mencatat bahwa kecepatan angin yang lemah di beberapa lokasi turut memperburuk situasi. Ketika angin tidak bergerak signifikan, panas yang diterima permukaan Bumi tidak tersebar merata, sehingga terakumulasi dan membuat suhu terasa lebih tinggi.
Baca Juga:
Makin Menyengat! BMKG: Suhu di Banyak Wilayah Indonesia Lampaui 34 Derajat Celsius
Tak hanya itu, kelembapan udara yang tinggi berpadu dengan suhu udara yang cukup ekstrem menciptakan kondisi di mana suhu yang dirasakan oleh tubuh bisa jauh lebih panas dari yang sebenarnya terukur.
Imbauan BMKG Menghadapi Musim Kemarau yang Ekstrem
Dalam rangka menghadapi musim kemarau yang diprediksi akan cukup menyengat, BMKG memberikan beberapa imbauan penting kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dan keselamatan:
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Atmosfer Aktif, Cuaca Indonesia Bakal Berubah Drastis Pekan Ini
Gunakan tabir surya atau pelindung fisik untuk menghindari paparan langsung sinar Matahari, terutama saat berada di luar ruangan.
Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar saat siang hari, untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan.
Tetap waspada terhadap potensi hujan deras yang dapat disertai angin kencang dan sambaran petir.