WAHANANEWS.CO, Jakarta - Para pengusaha dan para buruh membenarkan adanya fenomena relokasi pabrik yang terjadi di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Salah satu penyebabnya yakni upah minimum di lokasi awal sudah sangat tinggi, sehingga pabrik direlokasi ke wilayah yang upah minimumnya masih rendah.
Baca Juga:
Sertifikasi Halal Warteg dan Warsun Tak Perlu Ribet, BPJPH Siapkan Skema Baru
Selain upah minimum, daerah tujuan relokasi dipilih karena tingkat risiko sosial dan politiknya cenderung minim.
Adapun relokasi pabrik dilakukan dari Kawasan Industri di Banten, Bekasi, dan Karawang (Jawa Barat). Sedangkan tujuan relokasi, bisa masih di Jawa Barat dan bisa juga di Jawa Tengah.
Kawasan di Jawa Barat yang menjadi tujuan relokasi meliputi Subang, Indramayu, Majalengka, Cirebon, Kuningan, Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran.
Baca Juga:
Wamendag Roro: Indonesia Buka Diri Kolaborasikan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Sedangkan di Jawa Tengah, ada Tegal, Pemalang, Batang, dan Kendal.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sanny Iskandar mengungkapkan sudah terlalu tingginya upah minimum di Bekasi dan Karawang menjadi salah satu alasan pabrik hengkang ke beberapa daerah di Jawa Tengah.
"Soal relokasi pabrik di Jawa Barat, khususnya di kawasan industri Bekasi dan Karawang yang pindah ke beberapa daerah di Jawa Tengah, banyak dipengaruhi selain masalah tinggi rendahnya gaji masyarakat dan khususnya yang berhubungan dengan produktivitas manusianya," kata Sanny dalam konferensi pers pada sesi Media Briefing, Selasa (25/11/2025) lalu.