Proyek
tersebut pun berakhir gagal dan tidak jelas kelanjutannya.
Rendahnya
harga jual hasil panen yang tidak sebanding biaya produksi sekaligus kalah
kompetitif dibanding tanaman lain pada gilirannya membuat tidak layak secara
ekonomi.
Baca Juga:
Petani Madura Gencar Budi Daya Porang Untuk Ekspor
Dalam konteks
porang yang berasal dari jenis umbi-umbian pun akan mengikuti alur pemasaran
produk tidak jauh berbeda meski pasar makin terkoneksi ke episentrum jaringan
global.
Artinya,
ekspor menjadi jauh lebih mudah, apalagi belum banyak kompetitor dari negara
lain masuk ke arena persaingan.
Kolaborasi
antara petani pengelola usaha tani dan pabrikan pengolah hasil panen hendaknya
didesain sesuai format kemitraan baru berdasarkan kesetaraan peran dan benefit
ekonomi diperoleh.
Baca Juga:
Libas Hama dan Penyakit, Kementan Galakkan Penggunaan Pestisida Nabati
Dukungan
teknis dan fasilitasi bagi petani untuk bisa mengakses sumber-sumber pembiayaan
menjadi urgen terkait modal kerja dan ekspansi usaha.
Meskipun
perkiraan konsumsi beras per kapita kita telah turun ke arah 92 kilogram per
tahun, jauh meninggalkan possi 135 kiogram dalam seperempat abad terakhir,
angka tersebut masih terlalu besar.
Karena itu,
dengan makin terdesaknya lahan berpengairan teknis yang selama ini secara
bergiliran dialokasikan untuk budidaya padi dan palawija tergeser untuk
kepentingan industri, infrastruktur, dan pemukiman penduduk.