Hal serupa disampaikan oleh Heri Tribasuki, alumnus lainnya yang juga satu angkatan dengan Jokowi. Ia bersumpah atas nama Tuhan bahwa ijazah Jokowi adalah asli.
“Asli demi Allah, demi Allah itu asli. Saya saksi hidup,” tegasnya. Heri mengenang berbagai kegiatan praktik lapangan bersama Jokowi, seperti praktik kehutanan di Cilacap, Ngawi, hingga Cepu. “Beliau (Jokowi) di Randublatung, saya di Pasar Sore,” kenangnya.
Baca Juga:
Diperiksa Polisi, Jokowi Serahkan Ijazah Asli SMA dan UGM
Dalam sambutan berdurasi sekitar 11 menit saat reuni, Jokowi menanggapi langsung tudingan ijazah palsu yang terus dialamatkan kepadanya.
Dengan gaya santai namun mengena, ia menyampaikan kegelisahannya tentang bagaimana isu itu terus berubah-ubah, dari ijazah, ke skripsi, lalu ke KKN.
“Begitu ijazahnya sulit dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga palsu. Dosen pembimbing saya itu Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro. Yang menguji Pak Ir. T. Baharuddin dan Pak Ir. Sofian Warsito. Itu ujian, ada pengujinya diragukan lagi. Skripsi diragukan, ganti lagi ke KKN,” tutur Jokowi, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Baca Juga:
Jokowi Ungkap Filosofi Gajah di Logo Baru PSI: Ilmu, Bijak, Kuat
Presiden Jokowi juga menyebut bahwa ia mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN), meskipun mengingat detail kegiatan 40 tahun lalu tentu tidak mudah. “Kalau saya lulus 1985,” tambahnya.
Jokowi juga menyinggung pernyataan resmi Rektor UGM Ova Emilia dan Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, yang telah menyatakan bahwa Jokowi benar-benar pernah berkuliah di UGM dan ijazahnya otentik.
“Sebetulnya sudah rampung itu. Yang membuat, produsennya juga sudah menyampaikan seperti itu. Tapi ya itulah. Sekali lagi, ini politik. Itu bukan urusan asli dan tidak asli. Sudah tahu semuanya itu asli, tapi itu untuk kepentingan politik jadi terjadi hal seperti itu,” kata Jokowi.