WahanaNews.co, Jakarta - Digital Economy Framework Agreement (DEFA) adalah salah satu andalan yang diusung keketuaan Indonesia untuk mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya, usai Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (07/08/2023).
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
“Ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia, di mana Digital Economy Framework Agreement itu mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk digital talent, kemudian digital ID, cyber security, retraining, reskilling, infrastructure, interoperability di ASEAN,” ujar Airlangga.
Dengan DEFA, Airlangga melanjutkan, ekonomi digital di ASEAN diperkirakan dapat meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.
“Kalau tanpa ini [DEFA], ekonomi digital di ASEAN diperkirakan tahun 2030 adalah 1 triliun [Dolar AS], nah ini bisa meningkat menjadi 2 triliun [Dolar AS]. Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan drafting-nya sudah disiapkan, dan Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025,” kata Airlangga.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Capaian lain di bidang ekonomi adalah mewujudkan ekosistem kendaraan listrik. Airlangga menyebutkan, ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem menjadi capaian penting dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Sementara itu terkait ketahanan energi, Menko Perekonomian mengatakan, capaiannya adalah peningkatan kerja sama di bidang energi.
“Salah satu yang juga dijadikan leaders’ declaration adalah interkonektivitas daripada energi di dalamnya memperkuat Trans-ASEAN Power Grid,” ujarnya.