WahanaNews.co | Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Barat memohon kepada semua pihak untuk sama-sama menjaga terumbu karang di sekitar Raja Ampat khususnya pelarangan aktivitas pengeboman ikan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Barat, Jacobis Ayomi di Manokwari, Kamis, meminta pengawasan dilakukan semua pihak untuk mencegah terjadinya pengeboman ikan yang berdampak pada kerusakan terumbu karang khususnya di Pulau Kofiau dan Pulau Boo, Raja Ampat.
Baca Juga:
Penukaran Utang dengan Konservasi, KKP Optimalkan Terumbu Karang di Wilayah Timur
"Dua pulau itu masuk wilayah kerja Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tapi kami selalu bekerja bersama untuk melakukan pengawasan dengan melibatkan beberapa LSM. Kami berharap masyarakat juga berpartisipasi dengan memberikan laporan dan pengawasan agar terumbu karang tidak dirusak," kata dia.
Ayomi menambahkan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat memiliki personel jaga laut yang terbatas untuk melakukan pengawasan.
"Kadang ketika personel jaga laut pergi, ada nelayan yang datang dan melakukan pengeboman ikan. Itu terjadi karena kami kekurangan personel," ungkap Ayomi.
Baca Juga:
Persetujuan Bersejarah: AS-Indonesia Sepakat Alihkan Utang demi Penyelamatan Terumbu Karang
Sejauh ini pihaknya masih terus mengumpulkan bukti-bukti jika terjadi pengeboman ikan di laut.
Ayomi mengatakan dalam beberapa kasus pihaknya mengandalkan hukum adat setempat sebab kekurangan bukti.
"Memang pernah ada yang kita amankan perahu dan orang-orangnya, tapi alat bukti untuk dilaporkan ke polisi kurang sehingga kami memilih untuk menyerahkan pelaku ke masyarakat untuk disidangkan secara adat," jelas Ayomi.
Ia menilai peran masyarakat untuk menyidangkan secara adat para pelaku pengeboman ikan di Raja Ampat selama ini berjalan dengan adil.
Luas wilayah terumbu karang di Pulau Kofiau dan Pulau Boo mencapai 170 ribu hektar.
Pengeboman ikan di wilayah itu disebut menyebabkan area luas terumbu karang menyusut menjadi 75 persen. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.