WahanaNews.co | Hati Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan berguncang hebat
saat mengetahui ada sejumlah anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus
(Kopassus), yang merupakan anak buahnya, pergi meninggalkannya.
Mengetahui hal ini, Luhut marah besar, lantaran ia sama sekali tak bisa berbuat apa-apa.
Baca Juga:
Sopir Toyota Fortuner Arogan dengan Pelat Palsu TNI Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Bisa dipastikan bahwa Luhut adalah
salah satu putra terbaik bangsa yang lahir dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat (TNI AD).
Luhut bahkan merupakan salah satu
prajurit TNI terbaik yang besar namanya di Kopassus.
Saat masih bernama Komando Pasukan
Sandhi Yudha (Kopassandha), sejumlah prajurit Korps Baret Merah memiliki peran
sentral dalam menjalankan Operasi Seroja di Timor-Timur.
Baca Juga:
Pascakonflik TNI-Polri di Sorong, Kapolda Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Hoaks
Saat dimulainya Operasi Seroja, 7
Desember 1975, Luhut adalah salah satu perwira Kopassus yang menjabat sebagai
Komandan Tim Grup 1 Para Komando Satuan Lintas Udara, yang ikut serta dalam
penerjunan.
Namun demikian, ternyata ada kisah
haru di balik proses penerjunan ke daerah musuh itu.
Dikutip dari catatan Luhut di akun Facebook pribadinya, pada saat hari
pertama serangan ke Timor-Timur, Luhut justru gagal ikut.