Sementara itu, di Torire Poso, Sulawesi Tengah, perbandingannya 70 persen lokal dan 30 persen pendatang.
Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, komposisinya 65 persen lokal dan 35 persen pendatang.
Baca Juga:
Kementerian Transmigrasi Berduka Cita atas Gugurnya Anggit Bima Wicaksana, Mahasiswa IPB Peserta Program Tim Ekspedisi Patriot di Fakfak
Adapun di Halmahera Tengah, Maluku, komposisi transmigran bahkan mencapai 80 persen warga lokal berbanding 20 persen dari luar daerah.
Antusiasme masyarakat terhadap program transmigrasi, lanjutnya, kini sangat tinggi.
Hal itu terbukti dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari 8.000 kepala keluarga, padahal kuota yang tersedia hanya sekitar 95 KK.
Baca Juga:
Dalam Sidang Kabinet, Prabowo Tegaskan Fondasi Ekonomi Indonesia Tetap Kuat dan Stabil
Meski demikian, pemerintah tetap memberlakukan seleksi ketat bagi peserta dari luar daerah.
Hal ini dimaksudkan agar mereka yang diterima memiliki keterampilan tertentu yang dapat ditularkan kepada masyarakat setempat.
"Kami fokuskan mereka memiliki keahlian supaya ketika masuk ke daerah yang didatangi bisa memberikan pelatihan pada masyarakat setempat. Kami seleksi secara baik sesuai dengan permintaan daerah dengan tetap memperhatikan komposisi yang lebih besar untuk transmigrasi lokalnya," ujarnya.