Salah
satunya terletak pada pengerjaan konstruksi yang tak tepat pada kapal.
"Saya
menduga, pada hasil perbaikan ini, ada hal-hal atau kontruksi yang tidak tepat,
sehingga KRI Nanggala-402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," kata Hasanuddin.
Baca Juga:
6 Fakta Menarik Halmahera Barat, Ada Pantai yang Bisa Mengusir Kegalauan Pengunjungnya
Selain
itu, Hasanuddin juga menyoroti jumlah kru KRI Nanggala-402 saat kejadian nahas
di perairan Bali telah melebihi kapasitas.
Menurutnya,
jumlah kru kapal selam itu maksimal hanya 38 orang. KRI Nanggala sendiri
membawa 53 awak saat diberitakan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) lalu.
"Artinya
kelebihan beban 15 orang. Ada apa kok dipaksakan? Saya juga mendapat informasi
bahwa saat menyelam KRI Nanggala-402 diduga tak membawa oksigen gel, tapi tetap
diperintah untuk berlayar," kata dia.
Baca Juga:
Serahkan Rumah Pada Ahli Waris KRI Nanggala 402, Bupati Sidoarjo Dampingi Menhan Prabowo
Diketahui,
hingga kini, kapal selam belum ditemukan. TNI sendiri sudah menyatakan bahwa
Nanggala tenggelam.
Setelah
empat hari pencarian, sejumlah benda berhasil ditemukan di dekat lokasi tumpahan
minyak pada Sabtu (24/4/2021).
Antara
lain pelurus torpedo, pipa pendingin dengan tulisan Korea Selatan, alas yang
dipakai oleh ABK untuk beribadah, solar, hingga pelumasan untuk naik-turun
periskop kapal selam.