"Nanti mudah-mudahan kalau konsep ini semakin baik kita akan bagikan lahan ke mereka (warga, Red), jadi sudah kita coba waktu itu bagi hasil dengan uang mendahului itu juga banyak kesulitan," ucap Maruli.
"Panjang lah selama 1 tahun setengah ini kan proses-proses panen kan biasanya 4 bulan panen, terus kita evaluasi, kita pindah lagi teknis pembayaran bagaimana, tanaman apa yang baik, kita memulai sapi lagi dan lain sebagainya," jelasnya.
Baca Juga:
TNI AD dan Tentera Darat Malaysia Gelar Latihan Bersama Kekar Malindo-47 di Singkawang
Respons Warga
Deni Irawan, pemuda 23 tahun asal Kampung Neglasari, Desa/Kecamatan Ciemas, memberikan pengakuan dampak keberadaan Hanpangan di kampungnya. Ia mengaku Hanpangan program TNI AD itu sangat membantu masyarakat setempat.
Warga yang dulu banyak pengangguran kini bekerja di Hanpangan program TNI AD sehingga mereka kini menjadi berpenghasilan.
Baca Juga:
Korem 012/TU Adakan Penyuluhan Hukum untuk Prajurit dan Persit Yonif 115/ML
"Alhamdulillah warga di sini yang tadinya mungkin ada sebagian pengangguran, sekarang pada kerja di sini. Itu tiap hari ada pemasukan, jadi sangat ngebantu perekonomiannya," ujar Deni kepada Tribun.
Terlebih, kata Deni, bagi warga yang sudah bekerluarga dan memiliki anak yang masih sekolah, sangat merasakan dampak positif dengan adanya Hanpangan tersebut.
"Apalagi bagi yang punya anak sekolah, jadi anak sekolah bisa beli buku," ucapnya.