WAHANANEWS.CO, Jakarta – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah pemerintah membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai kawasan destinasi wisata nasional.
Pembangunan TPST dinilai menjadi bagian penting dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan memastikan sektor pariwisata Indonesia tumbuh dengan wajah yang bersih, sehat, dan berdaya saing global.
Baca Juga:
Indonesia Ketinggalan 20 Tahun, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Menko Pangan Gandeng Danantara Ubah Sampah Jadi Listrik
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyampaikan bahwa dukungan terhadap pembangunan TPST merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.
Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo-Gibran yang menekankan pembangunan berkelanjutan dan keberpihakan terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata.
“Langkah pemerintah membangun TPST di destinasi wisata adalah strategi cerdas. Ini bukan hanya soal sampah, tetapi tentang menjaga reputasi pariwisata Indonesia di mata dunia. Kebersihan adalah citra, dan citra menentukan daya tarik wisata,” ujar Tohom di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Sosialisasi dan Punishment Salah Satu Solusi Penanganan Sampah di Indonesia
Tohom menambahkan, sektor pariwisata akan sulit berkembang tanpa tata kelola lingkungan yang baik. Ia menekankan bahwa pengelolaan sampah harus menjadi bagian integral dari manajemen destinasi, bukan sekadar pelengkap.
"Kebersihan kawasan wisata adalah kunci keberlanjutan ekonomi lokal. Jika lingkungan rusak, wisatawan enggan datang, dan ekonomi masyarakat pun ikut menurun,” jelasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam memastikan TPST di destinasi wisata berfungsi optimal.
Ia mengatakan, infrastruktur fisik tidak akan efektif tanpa edukasi dan perubahan perilaku sosial.
“Pembangunan TPST harus dibarengi dengan pembinaan kepada masyarakat sekitar agar memahami nilai ekonomi dari sampah yang dikelola dengan benar. Kalau ini dijalankan konsisten, kita bukan hanya mengurangi sampah, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru,” kata Tohom.
Ia juga menilai, langkah pemerintah membangun TPST di kawasan seperti Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo merupakan contoh konkret bagaimana kebijakan pro-lingkungan bisa sejalan dengan penguatan sektor wisata.
Menurutnya, kebijakan seperti ini menunjukkan arah baru pembangunan nasional di era Prabowo-Gibran yang menekankan efisiensi, keseimbangan, dan tanggung jawab ekologis.
“Ini model pembangunan yang tidak hanya mengejar angka kunjungan wisatawan, tapi juga kualitas hidup masyarakat dan kelestarian alamnya. MARTABAT melihat ini sebagai terobosan yang layak mendapat dukungan luas,” tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya telah menyelesaikan pembangunan TPST Pasuruhan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sebagai bagian dari kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.
Fasilitas ini dirancang untuk menampung hingga 100 ton sampah per hari dan mengubahnya menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]