Ia bahkan menyinggung sejak zaman Menteri Agama RI masih
dipimpin oleh Mukti Ali, ada beberapa khotbah di beberapa kota besar yang tidak
taat rukun khotbah. Menurutnya, banyak hal-hal di luar rukun khotbah yang
justru lebih dominan selama khotbah berlangsung.
Dengan khotbah yang hanya 15 menit, dia menilai khatib lebih
fokus dan cermat sehingga rukun tetap terpenuhi dan kondisi jamaah tetap
khusyuk mendengarkan khotbah.
Baca Juga:
Pemkot Bengkulu Revitalisasi 37 Masjid Demi Tingkatkan Kenyamanan Ibadah Warga
"Rata-rata khatib bermodal kemampuan berpidato namun
pengetahuan khotbahnya kurang. Ini kritik Pak Mukti Ali. Beliau memperhatikan
khotbah bahwa rukun dan syaratnya terpenuhi tidak tidak, " ujar dia.
Ishom mencontohkan bahwa konsep khotbah maksimal 15 menit
ini sudah banyak berlangsung di negara-negara Timur Tengah, seperti Kuwait,
Arab Saudi, dan Palestina.
Di Kuwait dan Arab Saudi, kata dia, waktu materi khotbah
juga ditentukan oleh negara. Tentu ini tidak lepas dari pemerintah di sana yang
membiayai penuh operasional sehari-hari masjid.
Baca Juga:
Pj Gubernur Kaltim: Prima DMI Kaltim Garda Terdepan Memakmurkan Masjid
"Di kita kadang jadi persoalan karena macam-macam hal.
Apakah khatib tidak ada rasa empati kepada jemaah? Yang penting kan rukunnya
sama," ujarnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.