SWASEMBADA beras nasional, mungkinkah?
Hal ini
kerap jadi pertanyaan banyak orang. Bahkan, sering pula persoalan itu dijadikan
sebagai bahan dari janji politik.
Baca Juga:
Polisi Bongkar Modus Beras Bulog Diputihkan Jadi Premium, Sudah Terjual 270 Ton
Menurut
saya, swasembada adalah sesuatu yang sangat memungkinkan, selama memang ada
keseriusan dari pihak pemerintah untuk mewujudkannya.
Swasembada
itu, secara sederhana, adalah suatu kondisi di mana hasil produksi beras
nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia.
Lantas,
bagaimana cara untuk memenuhinya itu?
Baca Juga:
BULOG Pastikan Stok Beras Selama Puasa dan Lebaran 2024 Aman
Sebelumnya,
hitung dulu, berapa kebutuhan beras masing-masing orang per hari. Kemudian,
kalikan dengan satu tahun. Lalu, kalikan lagi dengan jumlah populasi.
Selanjutnya,
jumlah total beras yang dibutuhkan itu dikonversi ke dalam ukuran padi. Dan,
jumlah padi dari perhitungan itu kemudian dibagi oleh rata-rata hasil sawah per
hektar.
Nah, di
sinilah yang kerap memunculkan kendala. Karena, harus dihitung dulu luas sawah
yang ditanami per tahun, juga hasil rata-ratanya per hektar.
Saya pernah
membuat demplot pertanian di Dusun Bantunkerbo, Desa Sumbul Brampu, Kecamatan
Laeparira, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Luas demplot
1.600 meter persegi (dalam istilah masyarakat setempat 4 rante), menggunakan varietas padi Ciherang, dan pupuk 500 kg per
hektar.
Untuk
peningkatan adsorpsi, padi akan dipupuk secara aplikatif, di mana di sini saya
menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Ergostim, dengan dosis 600 mililiter per
hektar. Dilakukan dalam tiga kali aplikasi. Pertama, saat umur 2 minggu,
perbanyakan anakan. Kedua, saat premordia perpanjangan malai. Ketiga, saat
matang susu untuk homogenitas bulir dan besaran (bobot bulir).
Pada bulan
September 2018, diperoleh hasil panen 7,5 ton per hektar.
Dengan
hasil 7,5 ton per hektar, untuk kebutuhan beras nasional, dengan penduduk
Indonesia yang jumlahnya 262 juta dikali kebutuhan per kapita per tahun sebesar
100 kg beras, maka dibutuhkan 26,2 juta ton beras per tahun, yang kalau
dikonversi menjadi 39,3 juta ton padi.
Guna
mencapai produksi gabah sebesar itu, dibutuhkan luasan sawah untuk menuju
swasembada beras sebesar 7 juta hektar tanam per tahun, atau 3,5 juta hektar
per masa tanam, dengan luasan sawah beririgasi teknis melalui Paket D, yaitu
optimalisasi penggunaan pupuk PPC/ZPT.
Dengan
penerapan paket ini, maka swasembada beras pun dimungkinkan untuk tercapai. (H. Purba, pemerhati pertanian, mantan Staf Dupont Company)-qnt