WahanaNews.co, Jakarta – Soal kenaikan harga sejumlah bahan pokok, mulai dari beras, jagung, hingga bawang putih, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersuara keras.
Suara keras mereka sampaikan karena pemerintah pusat dan pemerintah daerah rutin menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual setiap Senin. Rapat virtual yang dipimpin Kemendagri ini menghadirkan sejumlah stakeholder terkait, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga:
Pemerintah Tetapkan Peraturan HET Beras Medium dan Premium melalui Bapanas
Biasanya, rakor dipimpin langsung Mendagri Muhammad Tito Karnavian. Kali ini, Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir yang memimpin rapat, mewakili Mendagri Tito.
"Saya berharap kita bisa lebih fokus lagi, gak usah panjang-panjang, kita tahu sudah penyakitnya apa. (Harga) beras naik, jagung naik, tepung naik, bawang putih naik, nanti ada beberapa kenaikan lagi yang disampaikan Bu Pudji (Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini)," ucap Tomsi saat membuka rakor, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (19/2/2024).
"Teman-teman dari kementerian/lembaga (K/L) tidak perlu beradu data, datanya kan mirip-mirip saja. Sekarang, bagaimana jalan keluarnya? Kalau kita berteori terus, sementara di luar harga naik terus, kemudian setiap Senin kita rapat gak ada perubahan, ya gak ada artinya gitu loh!" tegasnya kepada para peserta rakor.
Baca Juga:
Jelang Idul Adha, Pemkab Sigi Pantau Stabilitas Harga Beras dan Jagung
Tomsi menegaskan seharusnya rakor rutin ini menghasilkan suatu keputusan yang sama-sama diamini oleh seluruh stakeholder terkait. Ada dua output yang diharapkan Kemendagri.
Pertama, hasil rakor bisa disampaikan kepada masing-masing pimpinan K/L. Kedua, hasil kesepakatan rakor dilaksanakan di lapangan sehingga harga bahan pokok dan inflasi bisa dikendalikan.
"Ada hal-hal masukan dan saran dari peserta rapat tentu yang baik kita kembangkan untuk kita laksanakan. Harapan saya, kita fokus di situ, kalau slide panjang panjang panjang, selesai kita jam 11 siang. Tapi, di luar harga tetap naik, gak ada guna! Tolong dipilah-pilah datanya yang operasional, yang bisa kita laksanakan," tutup Tomsi.