WahanaNews.co | Kongres Wanita Katolik RI (WKRI) XXI yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Mercure, Jakarta akhirnya berhasil memilih Elly Kusumawati Handoko sebagai Ketua Presidium (Kapres) WKRI 2023-2028.
Elly didampingi Lusia Willar sebagai Anggota Presidium (Angpres) dan Kho Wie Hong Anggota Presidum II.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Ketiga pemimpin kolektif-kolegial WKRI yang dikukuhkan Minggu (29/10/2023), ini akan memandu organisasi massa (ormas) Katolik tertua dan terbesar di Indonesia memasuki 100 tahun WKRI yang jatuh pada Juni 2024.
“Ini momentum untuk bergerak bersama, melakukan perubahan bersama. Saya mengajak seluruh Wanita Katolik menghadirkan transformasi signifikan bagi Gereja dan tanah air terutama di ambang satu abad WKRI,” kata Elly dalam sambutannya.
Sarjana hukum lulusan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ini meyakini selalu ada jalan untuk mengggerakkan perubahan.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
“Kami akan bahu-membahu dalam kerja pemberdayaan ekonomi melalui usaha kecil menengah, pendidikan, kesehatan, lingkungan melalui tangan perempuan,” kata Elly menambahkan.
Jejak leadership Elly tercatat rapi selama 18 tahun. Dua kali menjadi Ketua Presidium (Kapres) DPD WKRI Purwokerto, Elly masuk ke lingkar Dewan Pimpinan Pusat pada 2018 menangani Bidang Kaderisasi.
Salah satu perubahan yang digagas Lusia Willar, Presidium I WKRI 2023-2028 adalah transformasi komunikasi dan pengembangan jejaring untuk memperkuat seluruh tatakelola Wanita Katolik RI yang kini memiliki anggota hampir 100 ribu orang.
Dari ketiga pemimpin baru ini, Lusi satu-satunya ‘wajah lama’ di pucuk kepemimpinan WKRI.
Menjadi Angpres I periode 2018-2023, dan kini terpilih kembali untuk posisi yang sama.
“Transparasi, keterbukaan, penguatan jejaring komunikasi pusat-daerah hingga ke cabang dan ranting organisasi amat perlu dibangun dengan konstruktif dan positif,” kata Lusi.
Master administrasi bisnis dari Pennsylvania State University, Amerika Serikat, yang pernah berkarya di tiga benua sebagai eksekutif multinasional industri makanan jadi ini menekankan, betapa pun majunya digitalitasi komunikasi, “Sentuhan personal kepada para pengurus dan anggota di berbagai wilayah tanah air, terutama di wilayah-wilayah yang jarang tersentuh selama ini, rasanya patut kami prioritaskan.”
Anggota Presidium II, Kho Hwie Hong juga bukan wajah baru di Dewan Pimpinan Pusat WKRI.
Selama lima tahun terakhir, ibu dua putri ini adalah Wakil Sekretaris Jenderal. Alumna Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta selama satu dekade lebih berkarya di WKRI Kelapa Gading ke lingkar Dewan Pengurus Pusat.
Tugas di Kesekjenan membawa ibu dua puteri ini ke banyak arena koordinasi.
Dia giat menjadi jembatan penghubung pusat dan daerah agar garis komunikasi DPP-DPD-Cabang-Ranting tidak terputus dan makin bertumbuh di masa depan.
Juga, memastikan hubungan Wanita Katolik RI lintas-ormas dan lintas-kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan yang senafas perjuangan dengan Wanita Katolik RI.
“Di sini penting sekali komunikasi berbasis asah-asih-asuh kami kedepankan. Ini fondasi WKRI, yang ditopang oleh semangat subsidiaritas dan solidaritas,” ujar Hong
Ketiga pemimpin baru ini bersepakat menggagas kerja 100 hari pertama dengan beberapa agenda prioritas. Antara lain, memaksimalkan kepemimpinan kolektif-kolegial dengan menggunakan elemen organisasi secara efektif.
“Kami akan melakukan koordinasi dan konsolidasi rutin dengan para pimpinan daerah,” ucap Elly menekankan.
Presidium baru ini juga menegaskan, hasil-hasil Kongres XXI dan turunannya akan segera disosialisasikan ke para pengurus daerah. “Ini perlu komunikasi terbuka, efektif, cepat, transparan,” ujar Lusi dan Hong menambahkan.
Presidium Nasional WKRI 2023-2028 sadar mereka diberi amanah memandu organisasi raksasa ini menjelang dua momentum besar: 100 tahun WKRI pada Juni 2024, dan situasi panas politik nasional di ambang pemilu.
“Kami mohon semua saudara dan saudari menyokong kami dalam doa,” ujar Elly yang memberi pidato perdananya didampingi kedua kolega Presidium di panggung Ruang Krakatau, Hotel Mercure Ancol, Jakarta.
Uskup Denpasar Dr Mgr Silvester San memimpin Misa Penutupan dan Peneguhan Presidium WKRI 2023-2028. Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD Christian Siswantoko mendampingi Uskup Silvester bersama 12 orang imam dari berbagai wilayah keuskupan Indonesia.
“Selamat bertugas kepada ketiga pemimpin baru dan terimakasih kepada para pemimpin demisioner. Semoga Wanita Katolik RI terus setia melayani Tuhan dan sesama,” ujarnya sebelum menutup perayaan misa.
Selama satu dekade terakhir, Presidium WKRI dipimpin Justina Rostiawati didampingi Lusia Willar dan Katarina Catri Erliana sebagai kolega presidium. Dan, Lies Budisantoso sebagai Sekretaris Jenderal.
Hampir 600 peserta Kongres dari seluruh Indonesia, tamu, serta undangan memenuhi acara penutupan Kongres XXI WKRI.
“Saya menemukan persaudaraan sejati di ruangan ini. Saya menitip kepada pemimpin baru terpilih agar selalu bekerja sama dan sama-sama bekerja dalam semangat kolektif-kolegial,” tutup Emiliana Ceunfin, Ketua Cabang Kupang DPD NTT.
[Redaktur: Zahara Sitio]