Selanjutnya tahap restrukturisasi yang kedua adalah meningkatkan kepemilikan saham KRAS di PtlT Krakatau Posco, yang merupakan hasil patungan dengan perusahaan asal Korsel.
"Yang kedua kita juga kembali bersama Posco kita negosiasi yang tadinya kita saham minoritas, kita ingin juga menjadi paling tidak menjadi 50:50, karena partnership dengan Posco ini luar biasa. Saya terima kasih sama Posco yang sudah bekerja sama secara baik 6-7 tahun terakhir, dan ini nett income-nya sangat positif dari Posco ini," papar Erick.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Sebelumnya, Direktur Utama KRAS Silmy Karim menjelaskan, KRAS bisa mencatatkan laba Rp800 miliar setelah merugi selama 8 tahun, karena efisiensi dan peningkatan produktivitas.
Rinciannya, laba bersih sepanjang 2020 sebesar Rp326 miliar dan laba bersih periode Januari-Agustus 2021 sebesar Rp474 miliar. Sehingga totalnya menjadi Rp800 miliar.
“Perolehan laba bersih hingga Agustus 2021 yang sebesar Rp800 miliar ini meningkat 54 persen di atas realisasi laba di periode yang sama di tahun 2020, sebesar Rp362,5 miliar,” kata Silmy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/9/2021).
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Per Agustus 2021, produksi KRAS naik 45 persen menjadi 1,307 juta ton, dibanding Agustus 2020 yang sebesar 900.000 ton.
Sedangkan penjualan produk naik 31 persen menjadi 1,279 juta ton, dibandingkan di periode sama tahun 2020 sebesar 980.000 ton.
“Dari sisi penjualan, selain meningkatkan ekspor, Krakatau Steel juga melakukan program digitalisasi, penguatan pangsa pasar melalui strategi hilirisasi, maupun membangun bisnis model yang lebih baik," ujar Silmy. [rin]