Puluhan jemaah gagal masuk ke Arab Saudi karena identitas mereka tidak terdeteksi. Bahkan, visa 46 jemaah itu tertulis bukan dari Indonesia, melainkan dari Singapura dan Malaysia.
Beberapa jemaah mengatakan telah mengeluarkan biaya sekitar Rp200 juta hingga Rp300 juta untuk bisa berangkat haji dengan jalur tanpa antre berbulan-bulan.
Baca Juga:
Kanwil Kementerian Agama Kaltim Pastikan Kelancaran Ibadah Haji 2025 dari Dokumen hingga Manasik
Salah satu jemaah bernama Wanto mengatakan bahwa ia mendapatkan tawaran haji furoda sejak akhir Mei 2022 lalu. Ia dan puluhan jemaah lain dikumpulkan di sebuah hotel dekat Bandara Soekarno Hatta untuk persiapan keberangkatan sejak 25 Juni 2022.
Hanya saja, keberangkatan selalu mundur karena beberapa persoalan. Salah satunya masalah visa.
Sejumlah jemaah sempat diberangkatkan melalui jalur Bangkok-Oman-Riyadh, tetapi mereka dideportasi ke Jakarta saat di Bangkok karena persoalan dokumen.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Haji Transit di Tarakan Rampung
Pimpinan perjalanan dari Alfatih Indonesia Trabel Ropodin mengatakan pihaknya memang berupaya masuk Arab Saudi dengan memanfaatkan visa furoda dari Singapura dan Malaysia.
Hal ini sudah dilakukan sejak 2014 lalu. Namun, perusahaan sempat tersandung kasus jemaah tertahan di Filipina saat pulang ke Indonesia karena ketahuan menggunakan visa asing pada 2015.
"Sejak dari Indonesia saya sebenarnya sudah ada keraguan. Tapi ini kami coba karena visa dari Indonesia tak kunjung terbit," ucap Ropidin.