"Ini sangat penting karena level desa harus betul-betul
tidak lepas dari akar budaya setempat," kata Halim Iskandar.
"Makanya saya selalu mengatakan dimana-mana, jangan
sekali-kali membangun desa keluar dari akar budayanya," kata Doktor
Honoris Causa dari UNY ini.
Baca Juga:
Perebutan Kursi Senayan di Jawa Timur: Pertarungan Sengit Antara Petahana dan Pendatang Baru
18 Goals ini menjadi arah pembangunan desa dan pemanfaatan
Dana Desa semakin maksimal. SDGs Desa terbagi dalam dua bagian yaitu aspek
Kewargaan pada enam poin pertama seperti soal kemiskinan, pendidikan dan
kesehatan.
Aspek kedua merupakan Kewilayahan yang termaktub dalam poin
ketujuh hingga ke-18.
Olehnya, saat semua Goals ini terwujud dalam pelaksanaan
pembangunan desa maka kontribusi SDGs Desa setara dengan 74 persen SDGs
Nasional sesuai Perpres Nomor 59 tahun 2017.
Baca Juga:
Mendes PDTT Tinjau Desa di Pulau Terluar Aceh Besar
Gus Menteri, sapaan akrabnya, memohon bantuan Mahasiswa KKN
Unhas untuk memberikan pencerahan kepada warga desa agar semakin miliki wawasan
yang lebih terbuka.
Yang juga tugas utama Kemendes PDTT dalam peningkatan
ekonomi desa yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"BUMDes ini Soko guru ekonomi desa jadi seluruh proses
perekonomian desa harus melalui BUMDes," kata Gus Menteri