WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo berbicara tentang pentingnya pembangunan
infrastruktur dalam pidato peringatan Hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020).
Proyek-proyek fisik ini, menurutnya, penting juga untuk "mempersatukan Indonesia".
"Kita juga membangun
infrastruktur yang memudahkan konektivitas antarwilayah, antarpulau, untuk
mempersatukan Indonesia," kata Jokowi.
Baca Juga:
Ironi! KPK yang Geledah Rumah Hasto, Malah Jokowi yang Diserang PDIP
Pemerintahan Jokowi memang gandrung
dengan pembangunan infrastruktur. Itu sudah tampak di periode pertama
pemerintahannya (2014-2019).
Proyek yang selesai pada 2016
mencapai 20 dengan nilai Rp 33,3 triliun. Kemudian tahun 2017
ada 10, termasuk 2 jalan tol, satu bandara, dan satu bendungan.
Lalu proyek yang selesai 2018
mencapai 32, nilainya Rp 207,4 triliun. Sementara proyek
yang selesai di September 2019 ada 19 dengan nilai
Rp 7,7 triliun.
Baca Juga:
OCCRP Akui Daftar Tokoh Kerap Dimanipulasi untuk Kepentingan Agenda Politik
Sementara periode kedua, per tahun
ini hingga 2024 nanti, ada 89 usulan proyek strategis nasional (PSN) baru.
Jokowi menyetujui 25 proyek di Jawa
yang menelan biaya Rp 462 triliun; Kalimantan 17 proyek
berbiaya Rp 144 triliun; Bali dan Nusa Tenggara 12 proyek senilai Rp 28
triliun; Sulawesi ada 8 proyek Rp 208 triliun; Sumatera 7 proyek Rp 11
triliun; Maluku-Papua Rp 11 triliun.
Proyek-proyek ini, bagi sebagian kalangan, hanya
menguntungkan pengusaha, bukan publik. Lainnya menyebut proyek ini jadi
penyebab konflik agraria.