"Bisa dihitung, harga asli 800 dolar, yang datang ke meja menteri pertahanan, 10.800 dollar. Mark up nya saya hitung. Dan waktu saya lapor ke kakak saya, dia tidak mau percaya karena dia sudah bicara bocoran-bocoran berapa tahun. Dia dikritik sebagai prabocor karena orang gamau percaya. Tapi yang diduga orang lebih jelek lagi. Ada orang yang lebih rakus lagi dari orang rakus," tambahnya.
Lebih lanjut, Hashim lalu menyinggung para koruptor di Indonesia yang sudah melampaui batas normalnya. Ia pun bangga dengan aksi sang kakak yang berani membatalkan semua kontrak yang ada di mejanya yang mencapai Rp 51 triliun.
Baca Juga:
Rupiah Bisa Balik Menguat Terhadap Dolar AS Karena Penurunan Inflasi
"Kerakusan di Indonesia ini sudah melampaui batas. Batas yang gila, lebih gila lagi. Ini adalah uang kalian, uang yang mau dirampok adalah is your money," ujarnya.
"Dan saya berbangga. Pak Prabowo lihat kontrak-kontrak di sini itu hampir semua ada korupsi. Dia tidak ada waktu untuk tender ulang. Apa yang terjadi? Dia batalkan semua kontrak. Dia batalkan kontrak-kontrak senilai Rp 51 T. Dari pada dia merestui korupsi karena dia sudah tau ini korupsi," tambahnya.
Kemudian, Hashim menyebut Prabowo bisa saja mengambil satu atau dua persen uang itu yang telah mencapai nominal miliran rupiah itu. Ia bersaksi bahwa sang kakak telah menyelamatkan uang rakyat Indonesia dari para tangan koruptor.
Baca Juga:
Krisis Kepercayaan Landa AS, Bank Sentral 'Lempar' Dolar
"Kalau prabowo jahat, dia minta aja 1 persen dari rekanan, satu persen dari Rp 51 T berapa? Rp 510 M. Bisa paham kan? Kalau dia minta lima persen saja, Rp 2,5 T bukan?" ujarnya.
"Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan, ya Rp 15-20 T, dari tangan-tangan koruptor," pungkasnya.
[Redaktur: Sandy]