Dia menekankan parpolnya harus berkoalisi dengan PKB agar bisa mencukupi kebutuhan presidential threshold dalam mengusung Prabowo.
"Dalam Rapimnas Gerindra sudah menetapkan Pak Prabowo sebagai capres dari Partai Gerindra, tentunya tahapan pra-pilpresnya itu bagaimana Gerindra mencukupi kebutuhan 20 persen kursi atau 25 persen suara untuk kemudian bisa maju dalam pilpres. Oleh karena itu, Gerindra melakukan koalisi dengan PKB untuk memenuhi suara tersebut," ujarnya.
Baca Juga:
Parpol dan Ormas Harus Jaga Moral dan Demokrasi Selama Pilkada 2024
Lagipula, kata dia, penentuan capres dan cawapres yang diusung koalisi itu masih perlu dibicarakan di tataran ketum parpol koalisi.
Dia juga menyebut masih menunggu parpol lain yang hendak bergabung di poros.
"Deklarasi ini masih dalam rangka pra-pilpres. Itu juga kemudian ada poin kesepakatan bahwa siapa capres dan cawapres akan ditentukan berdua oleh Prak Prabowo dan Pak Muhaimin sehingga menurut kami, kami belum melakukan start. Ini hanya prapilpres, prapersiapan," kata dia.
Baca Juga:
Dari 49 Tokoh, Empat Ketum Parpol Penuhi Panggilan Calon Menteri Prabowo
"Dalam tahapan berikutnya adalah bagaimana Gerindra dan PKB mengajak partai lain untuk berkoalisi. Setelah itu baru kemudian soal capres dan cawapres yg tadi sudah disebutkan di piagam deklarasi antara Gerindra dan PKB," lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjadi juri lomba bakiak dalam rangka memperingati HUT ke-77 RI di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung.
Hasto berkelakar kepada para peserta untuk tidak mencuri start seperti Pemilu 2024.