WahanaNews.co | Delapan warga Jalan Melati 1, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, diduga terpapar virus yang berasal dari tikus. Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan pada ke-8 warga tersebut untuk tidak melakukan kontak erat dengan warga lainnya.
Menurut Dicky, orang yang terpapar itu juga harus diperiksa darahnya.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
"Pemeriksaan terdiri dari 2 aspek, yakni manusia dan aspek (sampel) binatangnya," ujarnya, Kamis (2/6/2022).
Dicky juga meminta kepada Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Selatan untuk menangani serius soal penyakit yang dialami delapan warga itu sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel tikus oleh Kementerian Kesehatan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada delapan orang yang jatuh sakit untuk sementara tidak berkontak dengan keluarga.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
"Tidak harus isolasi tapi memastikan bahwa yang terpapar ini sementara tidak kontak dengan orang sekitar. Dirawatlah sambil menunggu sampel," kata Dicky.
"Ini bicara masalah sanitasi lingkungan artinya tempat tempat yang menjadi sarang tikus ini juga harus dibersihkan. Ini juga mencegah kontak dengan kotoran si hewan baik itu urine atau cairan tubuh lain dari si tikus," ucap Dicky.
Semula, delapan orang itu mengalami demam tinggi dan mengeluhkan adanya bercak merah pada bagian lengan dan kaki dalam waktu berdekatan, lalu diikuti rasa ngilu pada tulang.
Sementara itu, Subdit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Sorta mengatakan, pengambilan sampel pada puluhan tikus karena adanya laporan dari warga.
"Laporannya diduga ditularkan oleh salah satunya tikus yang kita sebut zoonosis. Jadi kita sekarang melakukan pemeriksaan baik itu virus atau bakteri yang akan kita ambil melalui swab," kata Sorta.
in Kesehatan untuk mengimbau kepada warga di sekitar untuk selalu membersihkan rumah guna menghindari tikus bersarang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum memastikan gejala demam tinggi dan bercak merah di kulit pada sejumlah penduduk di DKI Jakarta akibat pengaruh virus dari tikus.
"Saya sudah mendengar informasinya. Kita 'double ceck' lagi, karena banyak cerita terkait itu, tapi belum tentu benar," katanya usai menghadiri Kick Off Fasilitas Change Source Penggunaan BBO Dalam Negeri dan Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat (BBO) di PT Kimia Farma Sungwun Pharmachopia Delta Silicone 1 Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Menkes mengatakan seluruh laporan terkait kejadian itu masih ditindaklanjuti sejumlah pihak terkait di Kemenkes maupun Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Seperti laporan hepatitis misterius, ternyata kebanyakan karena Dengue, bukan karena hepatitis yang itu (hepatitis misterius)," kata Budi Gunadi Sadikin.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati kepada wartawan di Jakarta menjelaskan delapan warga RT008 dan RT010 Jalan Melati Satu, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, belum bisa dikategorikan sakit karena terpapar virus yang dibawa oleh tikus.
Pernyataan itu sesuai hasil pemeriksaan sampel tikus yang terperangkap di rumah warga setempat yang diambil oleh Kementerian Kesehatan.
Delapan orang itu dilaporkan mengalami demam tinggi dan mengeluhkan adanya bercak merah pada bagian lengan dan kaki dalam waktu berdekatan. [qnt]