Sebelumnya, Pendeta Gilbert juga bertemu dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) setelah videonya viral. Dia menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf.
"Ya, bagi saya, kenapa memilih Pak JK, ada tiga alasannya. Yang pertama, Pak JK adalah orang yang senior di bangsa ini dan sudah menduduki banyak jabatan, berarti beliau berpengalaman dan bukan hanya berpengalaman, tapi beliau juga seorang yang diakui sebagai quote and quote pemimpin muslim. Dalam hal ini beliau juga pemimpin Dewan Masjid. Itu yang pertama, karena saya tahu beredarnya banyak hal justru ada di masjid-masjid," ujar Gilbert di kediaman JK di kawasan Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).
Baca Juga:
Mengabdi 45 Tahun sebagai Pendeta, Pria Asal Australia Ini Putuskan Masuk Islam
Kedua, bagi Gilbert, JK bisa disebut sebagai man of peace. Gilbert menilai JK sudah banyak mendamaikan beberapa keadaan di Indonesia.
"Dan yang ketiga, pasti beliau adalah orang yang asyik, ya kan ada banyak orang, makin tinggi jabatannya makin sulit dijumpai, kadang kala ada orang mengatakan lebih gampang cari Tuhan daripada cari dia, gitu kan. Tapi Pak JK seorang yang siap buat apa saja buat bangsa dan negara," paparnya.
"Pokoknya buat bangsa dan negara, apalagi demi kedamaian, bisa mudah dicarinya gitu. Dalam hal ini kemarin kita berdiskusi, kita minta waktu, beliau di tengah kesibukannya langsung mengambil waktu hari ini karena buat beliau bangsa dan negara dan kedamaian itu selalu penting," lanjut Gilbert.
Baca Juga:
Minggu Perpisahan: Pendeta Ronal Sihombing Ucap Selamat Tinggal kepada Jemaat HKI Hariara Silaban
Adapun dalam pertemuan itu, JK turut didampingi Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni dan Dirjen Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin. Pada kesempatan itu, JK juga mengungkap alasannya jadi jembatan bagi Gilbert.
"Karena itu, janganlah, sebelum meluas, kita harus selesaikan, padamkan, tadi minta maaf, Islam itu pemaaf, jangan lagi," ucap JK.
[Redaktur: Alpredo Gultom]