Konsumen, baik Muslim maupun non-Muslim, mencari produk perawatan kulit yang bebas dari alkohol, bahan-bahan berbasis hewan, dan zat-zat terlarang lainnya, sehingga produk perawatan kulit bersertifikat halal menjadi pilihan yang populer.
Bank Indonesia sendiri memperkirakan bahwa sektor Halal Value Chain (HVC) di Indonesia yang meliputi pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, serta pariwisata ramah Muslim akan tumbuh 4,5 - 5,3 persen pada tahun 2023. Angka ini diproyeksikan mampu menyumbang lebih dari 25 persen perekonomian negara.
Baca Juga:
Misi Dagang ke Maroko Disambut Baik, Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar
Sebagai bentuk keseriusan dalam mengembangkan potensi sektor halal, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga telah memasukkan agenda Pemberdayaan Industri Halal dalam Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden nomor 74 tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional tahun 2020–2024.
Roger Luo mendorong para pengusaha produk halal untuk memanfaatkan peluang berjualan daring melalui platform digital untuk menjangkau pasar baru.
"Dengan kemajuan teknologi, peluang penjualan online kini semakin mudah dijangkau. Kami pun mendorong para pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang ekspor yang tersedia melalui platform digital untuk berekspansi ke pasar baru,” ujar Roger Luo.
Baca Juga:
Akhiri Polemik di Masyarakat, Kemendag Segera Berlakukan Permendag 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
[redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.