Selain membahas kerja sama proyek, pertemuan juga menyoroti pengelolaan Mangrove Information Center (MIC) yang berperan sebagai bagian penting dari kontribusi Indonesia dalam jaringan World Mangrove Center (WMC).
Kementerian Kehutanan menegaskan komitmennya untuk memperkuat fungsi MIC, tidak hanya sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan kapasitas nasional, tetapi juga sebagai wadah berbagi pengetahuan regional dan internasional dalam upaya konservasi mangrove dunia.
Baca Juga:
JICA Berikan Edukasi Lingkungan kepada Masyarakat Desa Bajo, Kabupaten Boalemo
“Kami berupaya menjadikan MIC sebagai pusat pengetahuan global yang menampilkan praktik terbaik, data ilmiah, dan inovasi kebijakan dari berbagai negara,” jelas Rohmat Marzuki.
Wamenhut juga mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah teknis untuk memastikan kesiapan operasional MIC, meliputi penyediaan fasilitas pendukung, perekrutan tenaga ahli, serta koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.
Saat ini, fasilitas MIC masih dalam proses alih pengelolaan dari Kementerian PUPR ke Kementerian Kehutanan, dan diharapkan segera rampung agar dapat berfungsi optimal.
Baca Juga:
Teruskan Hubungan Baik, Kepala Bakamla RI Courtesy Call dengan JICA
“Kami menantikan dukungan berkelanjutan JICA dalam peningkatan fasilitas MIC dan pengembangan kapasitas teknis agar dapat berfungsi sepenuhnya dalam kerangka kerja global WMC,” tambah Wamenhut.
Menutup pertemuan, Rohmat Marzuki menegaskan kembali apresiasi Pemerintah Indonesia atas dukungan jangka panjang JICA di sektor kehutanan, khususnya dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove.
“Kami yakin proyek ini akan menjadi model untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan melalui pengelolaan ekosistem mangrove,” pungkasnya.