Dwikorita membeberkan sejumlah fakta yang dirilis World
Meteorological Organization (WMO) di mana suhu tahun 2020 menjadi salah satu
dari tiga tahun terpanas yang pernah tercatat meski terjadi La Nina. Selain
itu, temperatur rata-rata global permukaan bumi saat ini sudah mencapai 1,2
derajat celcius lebih tinggi dari pada tahun 1850-an.
Di Indonesia sendiri, lanjut Dwikorita, berdasarkan
pengamatan BMKG, tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua dalam catatan.
Pengamatan dari 91 stasiun BMKG menunjukkan suhu rata-rata permukaan pada tahun
2020 lebih tinggi 0,7°C dari rata-rata periode referensi tahun 1981-2010.
Baca Juga:
AS Dihantam Badai Tropis, California Deklarasi Status Darurat Banjir Mematikan!
Situasi ini, kata dia, memicu pergeseran pola musim dan suhu
udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana
hidrometeorologi. Salah satunya adalah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang
tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kekeringan yang ekstrem, tetapi juga
menyebabkan peningkatan emisi karbon dan partikulat ke udara.
"Saya berharap fakta-fakta ini dapat perhatian kita
bersama guna mencegah pemanasan global semakin parah," tutur Dwikorita.
BMKG pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kecakapan SDM
dan keandalan teknologinya untuk observasi, processing, analisis, prakiraan, prediksi,
proyeksi dan peringatan dini, agar tren dan anomali iklim dan cuaca serta
potensi kejadian ekstrem dapat terdeteksi lebih dini. Sehingga upaya antisipasi
dan mitigasi bersama semua pihak dapat dilakukan secara lebih cepat, tepat, dan
akurat. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.