WahanaNews.co | Hingga hari ini, Jumat (8/1/2021),
Gunung Merapi masih terpantau melontarkan guguran awan panas.
Status Gunung
Merapi telah dinaikkan dari Waspada ke Siaga pada 5 November 2020, pukul 12.00 WIB, karena peningkatan
aktivitas vulkaniknya yang dapat berlanjut ke erupsi.
Baca Juga:
Aktivitas Merapi Meningkat, Guguran Lava Capai 1.500 Meter
Staf
Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Triyono, mengatakan, aktivitas vulkanik
Gunung Merapi belum menunjukkan penurunan.
"Secara
umum, aktivitas Gunung Merapi masih tinggi," kata Triyono, dalam siaran
langsung, Jumat (8/1/2021).
Triyono
menyebutkan, erupsi Gunung Merapi dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga
masyarakat diimbau menghindari daerah-daerah berbahaya dan mengikuti
perkembangan aktivitas gunung yang berada di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu.
Baca Juga:
Gunung Merapi Kembali Erupsi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Km
Badan
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta
memberikan fasilitas yang dapat digunakan masyarakat untuk memantau
perkembangan Gunung Merapi.
Selain
memberikan informasi mengenai perkembangan aktivitas Merapi, akan disampaikan
laporan pengamatan secara langsung.
"Setiap
pagi, kurang lebih pukul 08.30 WIB, akan ada siaran dari pos
pengamatan yang akan melaporkan informasi aktivitas merapi periode hari
sebelumnya," kata Triyono.
Berikut
link yang bisa diakses: www.youtube.com/watch?v=vBjik8XhFcw&feature=youtu.be
Pengamatan
pada Kamis (7/1/2021), teramati empat kali awan panas guguran dengan jarak
luncur 300-400 meter mengarah ke barat daya.
"Guguran
lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 900 meter (ke) arah
Kali Krasak," ujar Triyono.
Tercatat,
terdapat 45 gempa vulkanik dangkal, beramplitudo 35-75 mm, dengan durasi
10.9-37.9 detik.
Triyono
mengimbau masyarakat untuk menghentikan penambangan di alur sungai-sungai yang
berhulu di Gunung merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
Sementara
itu, wisatawan dilarang melakukan kegiatan di KRB II, termasuk pendakian ke
gunung yang terletak di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini.
Sedangkan,
prakiraan daerah berbahaya meliputi:
Kabupaten Sleman: Kecamatan Cangkringan - Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah
Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).
Kabupaten Magelang: Kecamatan Dukun - Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong,
Karanganyar), Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono), dan Desa Paten
(Babadan 1, Babadan 2).
Kabupaten Boyolali: Kecamatan Selo - Desa
Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang), Desa Klakah (Dusun Sumber,
Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur), dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).
Kabupaten Klaten: Kecamatan
Kemalang - Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur), Desa
Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles), dan Desa Balerante (Dusun
Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang). [qnt]