WahanaNews.co, Jakarta – Perbuatan teror yang dilakukan Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yaitu Peneliti, Andi Pangerang Hasanuddin dikecam Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto.
Baru-baru ini, peneliti lulusan tahun 2015 Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah ini meneror warga Muhammadiyah yang melaksanakan peribadatan Idulfitri 1444 pada tanggal 21 April 2023, lantaran satu hari lebih awal daripada hari raya Idulfitri yang ditetapkan pemerintah pada tanggal 22 April 2023, dengan cara hendak menghalalkan darah kaum Muhammadiyah.
Baca Juga:
Soal Teror Rumah Bappilu Gerindra Sulsel, Serma Arifuddin Adik Mentan Mangkir Panggilan Denpom
Perbuatan intoleran Andi Pangerang Hasanuddin disampaikan dalam akun media sosial facebooknya saat berikan dukungan pernyataan peneliti BRIN Thomas Djamaluddin di media sosial facebook yang mencela Muhammadiyah soal pelaksanaan Idulfitri.
Menurut Mulyanto perbuatan peneliti di BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin yang meneror menghalalkan darah warga persyarikatan Muhammadiyah melalui akun media sosialnya itu sangat tidak pantas dilakukan seorang peneliti lembaga riset pemerintah yang dibiayai oleh uang rakyat.
Maka dari itu, Mulyanto desak Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, untuk segera ambil sikap tegas terhadap perbuatan anak buahnya tersebut.
Baca Juga:
Usai Teror Rumah Ketua Gerindra Sulsel, Anggota TNI Diperiksa Denpom
Urainya, polah Andi Pangerang Hasanudin ini sangat jauh dari adab peneliti yang mengancam pembunuhan kepada warga organisasi keagamaan Islam Muhammadiyah yang adalah perhimpunan muslim yang besar di Indonesia terteror.
"Perbuatan Andi Pangerang Hasanudin ini sangat jauh dari etika peneliti. Belakangan ia juga sudah membuat surat pernyataan yang mengakui perbuatannya. Tetapi, tidak menyatakan penyesalannya apalagi merasa bersalah. Karena itu perbuatannya harus ditindak tegas," kata Mulyanto, di Jakarta, (24/4/2023).
Ditambahkan legislator yang juga Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini, pernyataan peneliti BRIN tersebut mencerminkan sikap intoleran, radikalisme, kebencian, dan kekerasan.
ASN peneliti di BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang bertindak intoleran lantaran Muhammadiyah tidak beribadah Idulfitri sehari lebih awal dari ketetapan pemerintah. [foto: WahanaNews.com/dokpri].
Padahal, etika yang diharapkan dari seorang peneliti di lembaga riset dan teknologi adalah sikap yang toleran, rasional, objektif, dan berbasis ilmiah.
"Harus diperingatkan dan ditegur keras karena perbuatannya merusak reputasi BRIN, yang sudah makin merosot. Kepala BRIN harus segera bertindak tegas. Ini tidak boleh dibiarkan dan tidak cukup dengan meminta maaf. Saya sendiri sudah mengirim pesan singkat kepada Kepala BRIN," kata Mulyanto.
BRIN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Indonesia melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi.
BRIN adalah institusi pemerintah yang menjadi mitra kerja Komisi III DPR RI yang mempunyai ruang lingkung urusan energi, riset dan inovasi, dan industri.
Ada empat belas institusi yang menjadi pasangan kerja Komisi III DPR RI dalam menjalankan fungsinya dalam mengemban amanat rakyat untuk pengawasan kinerja pemerintah, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perindustrian, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Kemudian, Dewan Energi Nasional (DEN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Selanjutnya, ada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Informasi Geospasial (BIG), Lembaga Eijkman Pusat, serta Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Dari sejumlah sumber, teror kepada kaum Muhammadiyah tersebut ditulis Andi Pengerang Hasanuddin menanggapi unggah-pernyataan Thomas Djamaluddin yang mencela Muhammadiyah yang dianggapnya tidak taat kepada pemerintah berkaitan penentuan Idulfitri 2023.
Selain itu, Andi Pangerang Hasanuddin juga menyangkakan Muhammadiyah telah disusupi oleh organisasi Hizbut Tahrir, yang adalah organisasi yang sangat dimusuhi oleh rezim sekarang.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan. Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan lapor komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian”. tulis Andi Pangerang Hasanuddin di akun facebooknya.
[Redaktur: Kiky Zubehor]