WahanaNews.co | International Union of Muslim Scholars (IUMS) siap kolaborasi dengan Ulama Indonesia (MUI) untuk mewujudkan perdamaian dunia, dengan memosisikan peran ulama dan tokoh agama sebagai faktor penting.
"Peran ulama dan tokoh agama sangat penting dalam mewujudkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia," kata Ketua IUMS yang baru Dr Salim Segaf al-Jufri dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Rabu (26/10/22).
Baca Juga:
Kapolres Rohil Siap Ciptakan Pilkada Damai dan Bangun Sinergitas Bersama MUI
IUMS bertemu dengan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta, pada Selasa (25/10) 2022.
Delegasi IUMS dipimpin langsung Ketua yang baru Dr Salim Segaf al-Jufri dan staf khusus, M Syauqi Abdul Azis.
Sementara tuan rumah MUI dipimpin Wakil Ketua Umum Dr KH Anwar Abbas dan Sekjen Dr Amirsyah Tambunan.
Baca Juga:
Palu Berzikir: Pemkot Palu Peringati 6 Tahun Gempa, Tsunami, dan Likuefaksi
Sebagian pengurus MUI juga mengikuti pertemuan secara daring seperti Dr KH Cholil Nafis, Dr Asrorun Ni'am dan Badriyah Fayoumi.
Salim Segaf menjelaskan bahwa ia mendapat amanah sebagai Ketua IUMS melanjutkan tugas Dr Ahmed Raissouni ulama asal Maroko yang mengundurkan diri.
IUMS didirikan tahun 2004 dan pertama kali dipimpin oleh ulama asal Mesir, Syekh Dr Yusuf Qaradhawy yang dikenal moderat.
"Saya tidak menyangka akan terpilih dalam musyawarah Majelis Umana IUMS untuk memimpin di masa transisi. Hal ini saya rasakan tidak hanya jadi tanggung-jawab pribadi, tetapi juga tanggung-jawab sebagai anak bangsa Indonesia untuk berkontribusi di kancah global," kata Salim Segaf.
Ia memandang tujuan IUMS sejalan dengan konstitusi Republik Indonesia yang antara lain menyatakan turut serta dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip keadilan.
"Kita masih menyaksikan terjadinya perang dan konflik di berbagai kawasan. Para ulama dan tokoh agama dapat memberi arahan tentang ajaran agama yang damai dan mendorong kolaborasi antar bangsa-bangsa di dunia, bukan konfrontasi," katanya.
Waketum MUI KH Anwar Abbas memberi "tahniah" dan menyatakan sependapat dengan pandangan Ketua IUMS, bahwa sudah saatnya para ulama dan tokoh agama turut berperan menyelesaikan berbagai persoalan dunia, di mana ada masalah kemiskinan, kebodohan dan perpecahan antarkelompok yang berbeda.
"Padahal agama, khususnya Islam mengajarkan untuk hidup mandiri dan sejahtera, serta meningkatkan ilmu pengetahuan. Jika kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat meningkat, maka potensi konflik akan berkurang," kata Anwar Abbas yang juga menjabat Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Ia mengatakan MUI adalah suatu contoh organisasi tempat berkumpulnya para ulama dan intelektual dari latar belakang organisasi yang berbeda.
Demikian pula IUMS, anggotanya berasal dari 80 negara dengan latar belakang beragam, baik individu maupun organisasi.
Namun, semua perbedaan pandangan itu akan dicari titik temu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat.
Anwar Abbas menyatakan kagum, karena beberapa pengurus teras MUI saat ini adalah mahasiswa yang pernah dididik Dr Salim Segaf saat mengajar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) dan UIN Syarif Hidayatullah.
"Peran ulama untuk memperbaiki kondisi dunia tentu saja memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk dari pihak umara/pemerintah," katanya.
Untuk itu, katanya, kerja sama dengan MUI dan pemerintah Indonesia akan sangat diharapkan.
Kerja sama bisa dalam bidang fatwa dan kajian fiqih terhadap isu-isu kontemporer, pendidikan dan pelatihan bagi para guru dan dosen, serta pembinaan generasi muda dan kesejahteraan keluarga.
Pekan sebelumnya IUMS telah bersilatuhrahim dengan Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amien, yang dulu juga pernah menjabat Ketua Umum MUI.
Muktamar IUMS tahun 2023 belum diputuskan akan berlangsung di mana, tapi Indonesia siap untuk menjadi tuan rumah sebagaimana saat ini menjadi chairman dari kelompok 20 negara di dunia (G20) dan tuan rumah Forum Majelis Syura Sedunia, yakni negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).[zbr]