Bicara potensi, lanjutnya, letak Desa Wisata Bugisan sangat strategis. Yakni, berada di area pintu keluar Candi Prambanan yang berbatasan dengan Desa Tlogo.
Desa Bugisan juga memiliki banyak peninggalan purbakala salah satunya Candi Plaosan. Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Budha menjadi daya tarik wisata domestik maupun mancanegara.
Baca Juga:
Dalam Setahun, Desa Wisata di Bogor Tambah 15 Destinasi
Soal budaya, Sandi menilai, Desa Wisata Bugisan masih memegang teguh warisan leluhur yang dititipkan dan ada sejak jaman dahulu.
Ikon wisata budaya yang sangat terkenal yaitu Candi Plaosan. Candi tersebut merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara Candi Hindu dan Budha sebagai salah satu bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani. Selain itu Desa Bugisan juga memiliki candi lain, yaitu Candi Ghana.
Sandi menyampaikan, destinasi wisata Candi Plaosan perlu ditingkatkan kembali secara penataannya. Namun, kata Sandi, ada yang menarik dengan Candi Plaosan karena usianya yang sama dengan Candi Borobudur.
Baca Juga:
PLN dan TNI AL Kolaborasi Dukung Desa Budo sebagai Desa Wisata 2022
"Ini sama tuanya nih (dengan Candi Borobudur) 1.200 tahun yang lalu. Masih relatif bisa dikujungi. Dan ini merupakan alternatif. Jadi, saya ingin menyampaikan bahwa Desa Wisata Bugisan ini merupakan destinasi unggulan yang masuk dalam ekosistem destinasi super prioritas Borobudur," paparnya.
"Jadi, akan kami kembangkan travel pattern tadi. Dari Borobudur untuk melihat. Karena tidak terlalu jauh. Ini umurnya sama dan juga menampilkan kearifan lokal," tambah Sandi.
Selain itu, Sandi juga mengungkapkan, pemerintah akan memberikan bantuan untuk pencatatan hak intelektual alat musik asli Desa Wisata Bugisan, Pring Sedapur, yang dibuat sendiri oleh Ki Sutikno, warga desa Bugisan. Alat musik ini terbuat dari sekelompok pohon bambu atau pring sedapur.