WahanaNews.co | Sosok berikut ini, Catherine I Simbolon, putri dari Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dianugerahi predikat Anindya Wiratama di Akademi Militer (Akmil).
Tak sendiri, Catherine Simbolon
mendapatkan gelar taruni terbaik tersebut bersama dengan rekan satu sekolahnya
dulu.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Dia diketahui merupakan alumnus
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Balige.
Ya, dua alumnus SMA Negeri 2 Balige
tercatat menjadi taruna dan taruni terbaik yang lulus dari Akademi Militer
(Akmil) tahun 2021.
Keduanya masuk Akmil pada tahun 2017.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Keduanya adalah Sermatutar Septian
Haryono Pasaribu sebagai lulusan terbaik putra atau Adhi Makayasa, dan Sermatutar Chaterine I Simbolon sebagai lulusan terbaik putri
atau Anindya Wiratama.
Sermatutar Chaterine I Simbolon, saat menempuh pendidikan di SMAN 2 Balige, ternyata
tinggal di Asrama Soposurung.
Ketua Yayasan Soposurung, dr Tota Manurung, mengutarakan bahwa Chaterine I
Simbolon sejak SMA sudah menjadi teladan.
"Kalau Chaterine itu, sejak dia masuk asrama pada tahun 2014, sosok yang saya lihat
dari dia sejak SMA sampai saat ini setelah menjalani pendidikan Akmil, dia
memang sosok teladan," ujarnya, Selasa (6/7/2021).
Ia juga menyampaikan bahwa Catherine
Simbolon adalah sosok yang cerdas dan memiliki karakter yang tangguh.
"Di samping ia cerdas, yang saya
ingat ia adalah pemain karate. Jadi memang secara fisik, ia bagus karena
bermain karate itu. Tidak bisa dipungkiri, porsi
latihannya di asrama ini membuat mereka kokoh," sambungnya.
Sebagai seorang mantan asrama Yasop
ini, Chaterine juga tetap membina komunikasi yang baik dengan para adik kelas
dan kakak kelasnya.
"Dan saya pikir, karakternya
tidak berbeda sampai sekarang. Jadi, tidak susah sebenarnya kalau dari
asrama ini mau tes ke sekolah sejelas Akademi Militer. Anak itu baik, sangat
hormat, dan kami memang masih sering komunikasi via WA," terangnya.
Sermatutar Chaterine I Simbolon
memiliki Nomor Akademi 2017.222, Prodi Teknik Mesin Pertahanan (Niksinhan)
dengan Korps Perbekalan dan Angkutan (Cba).
Chaterine berasal dari daerah Sitinjo,
Kabupaten Dairi.
Ayahnya bernama Party Parto Oktoberto
Simbolon, yang bekerja sebagai ASN Dinas Perhubungan, dan ibunya bernama Lisna
April Yanti Marpaung, seorang ibu rumah tangga.
"Yang di asrama itu cuman
Chaterine Simbolon. Kalau Septian itu tidak tinggal di asrama. Ia tinggal
bersama orangtuanya di Silaen. Yang paling menarik adalah mereka datang dari keluarga yang sederhana," tandas Tota.
Ditempah di Asrama Soposurung, Ketua Yayasan Soposurung, dr Tota Manurung, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan para siswa dan
siswi yang di asrama Yayasan Soposurung Balige ini dengan pelatihan secara
militer.
Dalam penuturannya, secara tak
langsung para orangtua yang mengantarkan anaknya ke Yayasan Soposurung Balige
berharap bisa masuk ke sekolah kedinasan, misalnya Akademi Militer.
Hal sama juga dialami oleh Catherine
Simbolon, peraih Anindya Wiratama di Akademi Militer pada
tahun 2021.
"Orangtua tentu berharap anaknya
sukses. Secara tidak langsung, orangtua berekspektasi bagaimana anak-anaknya masuk ke sekolah kedinasan. Biar pun di visi misi kita itu
tidak secara spesifik mempersiapkan mereka sekolah kedinasan, tapi pembelajaran
seni militer sudah kita buat," ujar Ketua Yayasan Soposurung Balige, dr Tota Manurung, Selasa
(6/7/2021).
Ia menyampaikan bahwa para senior dari
asrama Yayasan Soposurung tersebut ternyata menjadi inspirasi bagi adik-adiknya
yang punya niat masuk ke sekolah kedinasan.
"Secara tidak langsung, mereka
siap masuk Akmil. Artinya, mereka tidak terlalu gamang dan asing lagi. Yang
kedua, Catherine ini punya senior yang kemudian masuk ke Akmil, Akpol. Dan itu
menjadi inspirasi bagi mereka," lanjutnya.
"Itu sebenarnya yang terjadi.
Hubungan senior dan junior ini adalah ibarat keluarga. Ada proses alamiah yang
terjadi di asrama ini. Begitu masuk, mereka lalu latihan bersama, di dalamnya
terbangun hubungan abang-adik," sambungnya.
Lalu, ia mengisahkan sosok Catherine
Simbolon sebagai mantan anak asrama Yayasan Soposurung Balige.
"Dia adalah sosok yang cerdas, dan itu sudah terlihat sejak tahun 2014 masuk di asrama
ini," ujar Ketua Yayasan Soposurung, dr Tota
Manurung, saat disambangi wartawan di kantornya pada Selasa (6/7/2021).
Ia juga menambahkan bahwa Catherine
Simbolon sudah kerap menjadi teladan di antara teman-temannya
satu asrama.
"Selain dia cerdas, disiplin,
yang sangat ia adalah seorang pemain karate. Maka secara fisik, ia memang okay, karena ia
pemain karate. Di sini, untuk siswa dan siswi, porsi latihannya sama. Orangnya
baik, sangat hormat. Dan ini tidak jauh beda di asrama maupun di Akademi
Militer hingga saat ini," sambungnya.
"Saya sebagai Ketua Yayasan
adalah seniornya. Saya hampir 20 tahun di atasnya, sebab ia
tamat pada tahun 2017. Ia tetap saya panggil adinda," terangnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Catherine
Simbolon datang dari keluarga yang sederhana.
"Dan dari latar belakang
keluarga, dia termasuk dari latar belakang yang biasa. Tidak ada yang terlalu wah, tapi anaknya memang bagus dan
berprestasi. Itu yang saya ingat dari Catherine Simbolon. Selama di sini, ia
adalah seorang senior pelatih," sambungnya.
Terkait Septian Pasaribu yang juga
peraih mahasiswa terbaik, ia tidak banyak berkomentar, sebab ia
bukan tinggal di asrama.
"Kalau Septian ini tinggal
bersama orangtuanya, maka pulang sekolah ia balik ke rumahnya. Kalau soal
sosoknya, Kepala Sekolah mungkin yang tahu lebih banyak. Mungkin besok Kepala
Sekolah sudah kembali dari Magelang ke sini," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan jadwal
seluruh anak asrama tersebut.
"Jadi anak-anak ini bangun pukul
04.30 WIB. Habis itu, pemanasan, peregangan dan lari. Mereka lari keliling
Soposurung ini. Itu seperempat jam. Setelah itu, baru
senam pagi, kemudian pembersihan. Pada pukul 06.00 WIB, mereka sudah
sarapan," terangnya.
Usai pulang sekolah dari SMAN 2
Balige, semua anak asrama melakukan latihan ekstra, baik di
bidang akademik dan fisik.
"Kemudian sekolah. Setelah pulang
sekolah, ada latihan fisik seperti karate, renang, kemudian ekstra
akademik. Kemudian nanti malam, setelah makan malam pada pukul 19.00 WIB,
mereka belajar malam," sambungnya.
"Pukul 22.30 WIB sudah istirahat.
Paling lambat, pukul 23.00 WIB sudah istirahat. Maka, jadwal mereka sudah
lumayan padat," pungkasnya. [qnt]