"Seperti yang sudah informasikan di akhir
bulan Mei 2021 pada minggu keempat, progresnya sudah 74%. Kemudian, sebetulnya
itu akumulasi dari semua progres pembangunan, termasuk line track,
stasiun, pembangunan fasilitas penunjang sistem perkeretaan lainnya,"
jelasnya.
Mirza juga mengungkap untuk progres yang belum
selesai, mulai dari rel, pembangunan fasilitas, pembangunan gedung operation, maintenance,
hingga masih mempersiapkan progres non-fisik seperti sumber daya manusia (SDM),
dan standard operating procedure (SOP).
Baca Juga:
Kereta Cepat Whoosh Jadi Transportasi Penghubung Piala Dunia U-17 Jakarta-Bandung
"Saat ini, yang masih dalam tahap
penyelesaian, salah satunya menggelar semua rel, saat ini rel yang tersambung
sepanjang 25 km atau 50-52 batang rel. Namun, itu bukan terpasang di atas girder,
hanya baru tersambung relnya. kemudian, pembangunan fasilitas yang di Depo
Tegalluar itu yang paling banyak, buat bangunan operation-nya, bangunan maintenance-nya
itu harus dipasang juga, peralatan untuk maintenance, harus dipasang di
gedungnya. Selain itu, progres non-fisiknya SDM, dan SOP-SOP-nya," tuturnya.
Mirza menyebut, setelah uji coba di November
2022, pada 2023 Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan beroperasi secara komersial.
"Commercial Operation Date-nya itu
Desember, maka pada 2023 harus sudah beroperasi secara komersial,"
pungkasnya.
Baca Juga:
Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung Masih Gratis hingga Pertengahan Oktober
KCIC merupakan perusahaan patungan antara
konsorsium BUMN yang bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan
konsorsium perusahaan China di bawah Beijing Yawan HSR Co Ltd.
Dengan kepemilikan Indonesia sebesar 60% dan
China 40%.
Dalam konsorsium Indonesia, PT Wijaya Karya
(Persero) memiliki 38% sebagai kepemilikan terbesar di PT PSBI.