WahanaNews.co | Kapal Tongkang pengangkut Batubara dari Banjarmasin menuju Cilacap karam akibat ada kebocoran saat melintas di Perairan Teluk Pangpang, Banyuwangi.
Kapal Tongkang Gold Trans 308 yang mengangkut 7.500 metrik ton batu bara itu karam dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Kapal tongkang tersebut karam berada di perairan tersebut sejak Selasa (2/11/2021). Namun keberadaannya baru diketahui Pos Polairud Muncar, Rabu (3/11/2021) malam.
Kasat Polair Polresta Banyuwangi, Kompol jeni Al Jauza mengatakan, kapal tongkang tersebut diduga mengalami kebocoran lambung.
Posisi tongkang kemudian miring hingga 30 derajat. Imbasnya, sebagian muatan terjatuh di perairan tersebut.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
"Hingga kini kapal masih di posisi yang sama. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebanyak 10 kru kapal berhasil selamat dan bertahan di atas kapal. Namun sebagian muatan batu bara berguguran ke laut," kata Kompol Jeni Al Jauza, Minggu (7/11/2021).
Jeni menambahkan, bocornya lambung kapal sebetulnya sudah diketahui sejak kapal itu berada di Kepulauan Sepudi, Kabupaten Sumenep.
Namun nakhoda kapal tetap melanjutkan perjalanannya dan memilih mengandaskan kapal di perairan Teluk Pangpang.
Nakhoda beralasan agar proses perbaikan lebih mudah dijangkau. Hingga kini, Jeni menambahkan, pihak perusahaan kapal masih melakukan perbaikan.
"Kepada pihak perusahaan juga kami minta untuk segera merampungkan perbaikan. Karena jika kebocoran tak segera ditangani, dikhawatirkan tumpahan batu bara yang jatuh semakin banyak dapat mengancam atau merusak ekosistem di dalam laut," tukasnya.
Kondisi itu dibenarkan salah satu kru kapal Tugboat KR 306 Samarinda yang betugas menarik kapal tongkang tersebut.
Kebocoran mengakibatkan air laut masuk ke dalam lambung kapal, dan saat ini sedang dilakukan penyedotan
"Saat ini air yang masuk pada tabung (Manhole) kita keluarkan, kita sedot pakai mesin," kata Hardianta.
Meski belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab utama kebocoran lambung sebelah kiri kapal kapal tongkang muat batu bara.
Namun, ada dugaan bagian plat yang tidak kuat menahan hempasan gelombang air laut.
"Dugaan saya mungkin dari sambungan plat yang dilas kurang rapat, jadi ada celah air untuk masuk. Bisa juga ada plat yang berkarat, sehingga tidak kuat menahan empasan gelombang air laut," ujarnya. [rin]