Menurutnya, selama proses belajar mengajar dari pagi hingga pulang sekolah, dia berada di kelas bersama murid-murid.
"Sampai jam 10 pagi ketika anak-anak pulang, tidak ada kejadian tersebut. Bu Supriyani juga mengajar di kelas 1B," jelasnya.
Baca Juga:
Bupati Konawe Selatan Terbitkan Somasi, PGRI: Bukan Solusi!
Dua hari setelah kejadian tersebut, Lilis baru mendapat informasi mengenai adanya dugaan pemukulan.
Saat itu, ia mendapat telepon dari orang tua murid berinisial D.
"Orang tua D mengatakan bahwa anaknya dipukuli oleh Bu Supriyani. Lalu saya tanya waktu itu anak memakai baju apa, Pak Bowo menjawab baju batik," ungkap Lilis.
Baca Juga:
Drama Pengadilan Kasus Guru Supriyani: Saksi Ahli Forensik Bantah Bukti Polisi
"Saya bilang baju batik dipakai pada hari Rabu dan Kamis. Saya tanya lagi kepada anaknya, kamu luka karena apa, dan dia menjawab jatuh di sawah."
"Saat saya hendak bertanya lebih lanjut mengenai lukanya, tiba-tiba HP ditarik oleh Pak Bowo (Aipda WH)," tambahnya.
Tidak jelas apa maksud Aipda WH mengambil HP ketika anaknya sedang memberikan pengakuan.