WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gunung Rinjani di Lombok kembali menjadi sorotan dunia pendakian. Hanya berselang beberapa hari setelah insiden tragis yang menewaskan pendaki asal Brasil, Juliana Marins, kini tiga warga negara asing (WNA) lainnya mengalami kecelakaan serupa di jalur yang sama menuju Danau Segara Anak.
Tiga pendaki tersebut berasal dari Malaysia, Swiss, dan Belanda. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady mengonfirmasi bahwa ketiganya mengalami insiden terjatuh di jalur ekstrem Torean, yang kini banyak diminati karena menawarkan pemandangan spektakuler namun memiliki risiko tinggi.
Baca Juga:
Petaka di Gunung Rinjani: Dua Pendaki Terjatuh, Satu Hilang di Jurang Sedalam 300 Meter
Pendaki asal Malaysia, Nazli Bin Awang Ma’had, mengalami cedera serius di bagian kaki. Ia terpeleset di jalur menurun saat menuju Danau Segara Anak.
Tim SAR terpaksa menggunakan helikopter untuk mengevakuasinya karena kondisi medan yang sulit dan waktu yang mendesak.
Sementara itu, Benedikt Emmenegger dari Swiss dan Sarah Tamar Van Hulten dari Belanda juga mengalami insiden jatuh di lokasi berbeda namun masih di kawasan yang sama. Keduanya berhasil dievakuasi oleh tim gabungan SAR dan petugas TNGR dengan jalur darat setelah mendapatkan pertolongan pertama.
Baca Juga:
Cuaca Buruk, Balai Taman Gunung Rinjani Imbau Pendaki Waspada
“Kondisi mereka sudah stabil, namun tetap mengalami luka-luka yang membutuhkan penanganan medis lanjutan,” ujar Dedy.
Kejadian ini menambah panjang daftar kecelakaan yang menimpa pendaki asing di Gunung Rinjani.
Sebelumnya, dunia digegerkan oleh kabar meninggalnya Juliana Marins, pendaki asal Brasil, yang ditemukan tak bernyawa setelah dinyatakan hilang saat mendaki sendirian.
Pihak TNGR menyebutkan bahwa medan ekstrem di jalur Torean memerlukan kewaspadaan dan fisik yang prima.
Selain itu, perubahan cuaca yang cepat di kawasan gunung juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki.
“Kami mengimbau agar wisatawan asing maupun lokal tidak menyepelekan jalur pendakian. Gunung Rinjani bukan gunung wisata biasa. Diperlukan persiapan matang dan sebaiknya tidak mendaki seorang diri,” tambah Dedy.
Sampai saat ini, ketiga korban telah mendapatkan perawatan intensif dan otoritas setempat berencana mengevaluasi ulang mekanisme pengawasan jalur pendakian yang kerap diminati turis mancanegara tersebut.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]