WahanaNews.co | Jalur pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditutup selama 3 bulan, terhitung mulai 1 Januari hingga 31 Maret 2023 mendatang. Penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani ini dilakukan karena kondisi cuaca ekstrem yang membahayakan keselamatan jiwa.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedy Asriady mengungkapkan sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Mataram, saat ini sedang terjadi curah hujan tinggi yang berpotensi terjadinya angin kencang, hujan lebat serta banjir di Pulau Lombok.
Baca Juga:
Cuaca Buruk, Balai Taman Gunung Rinjani Imbau Pendaki Waspada
“Seperti informasi dari BMKG bahwa ada cauca ekstrem, dan memang di akhir tahun ini, cuaca sudah mulai musim penghujan serta angin juga cukup kencang,” Dedy di Mataram, Kamis (29/12/2022).
Selain itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyatakan pihaknya setiap tahun melakukan penutupan untuk pemulihan ekosistem di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani secara alami.
"Memang setiap tahun kita melakukan penutupan jalur pendakian dalam rangka pemulihan ekosistem di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dan penutupan dilakukan selama tiga bulan" ucapnya.
Baca Juga:
Videonya Viral, BMKG Jelaskan Penyebab Bongkahan Es di Rinjani
Ia menyebutkan seluruh destinasi wisata pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani meliputi jalur wisata pendakian Senaru dan Torean di Kabupaten Lombok Utara, jalur pendakian Sembalun, Timbanuh, dan Tetebatu di Kabupaten Lombok Timur, serta jalur pendakian Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah.
Bagi pengunjung yang akan melakukan kegiatan pendakian pada 31 Desember 2022 diwajibkan untuk segera melakukan check out maksimal pada 3 Januari 2023 di masing-masing pintu pendakian.
"Petugas di masing-masing pintu masuk jalur pendakian akan mengingatkan setiap pendaki yang akan melakukan pendakian pada akhir Desember 2022 agar turun gunung paling lambat 3 Januari 2023," ujarnya.