WahanaNews.co | Pemulangan jemaah haji ke Tanah Air akan dimulai pada 15 Juli. Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes Budi Sylvana menegaskan bahwa bagi jemaah yang dalam kondisi sehat dapat langsung kembali ke daerahnya masing-masing.
"Tidak ada karantina terpusat selama 21 hari kepada jemaah haji. Kami ulangi, tidak ada karantina kepada jemaah haji kita," tegasnya di Jeddah, dalam keterangan yang diterima, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga:
Update Haji 2023: 748 Jemaah RI Meninggal di Tanah Suci, Tertinggi Sejak 2017
Fase pemulangan jemaah haji di mulai hari ini. Enam kloter pertama akan terbang ke Tanah Air pada 15 Juli 2022, bertolak dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Setiba di bandara kedatangan, akan dilakukan pengawasan kesehatan terhadap jemaah haji. Pengawasan kesehatan di bandara dilakukan melalui pengecekan suhu dengan menggunakan thermal scanner dan thermal gun, serta pengecekan tanda dan gejala penyakit menular, potensi wabah, termasuk Covid-19.
Budi menambahkan bahwa jemaah haji akan diminta mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH). Tujuannya, untuk melakukan pengawasan kesehatan secara mandiri selama 21 hari setelah kedatangan.
Baca Juga:
Tahun 2023, Sebanyak 688 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Arab Saudi
"Jadi tidak ada karantina. Yang ada adalah pengawasan secara mandiri di daerah masing-masing. Jadi jemaah bisa melakukan aktivitas sebagaimana biasa," ujarnyanya.
Namun, Budi mengatakan, jika saat pemeriksaan di bandara ditemukan gejala Covid-19 atau suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius, maka akan dilakukan pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan PCR. Demikian juga jika ada jemaah yang sakit setelah beberapa hari pulang ke Tanah Air, mereka diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Ini sebagai upaya kita melakukan deteksi dini agar tidak terjadi penularan penyakit di Tanah Air," tegasnya.