WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengatur penempatan dokter magang untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban banjir di Aceh.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa saat ini pihaknya memprioritaskan penempatan dokter magang di Provinsi Aceh karena wilayah tersebut paling terdampak, dengan sekitar 300 puskesmas mengalami kerusakan dan 50 di antaranya masih belum dapat diakses akibat bencana.
Baca Juga:
Kemenkes: 31 RS dan 156 Puskesmas di Sumatra Terdampak Banjir Bandang, Pelayanan Tetap Diupayakan
"Kemenkes kan mengatur penempatan dokter-dokter internship yang sudah selesai sekolahnya. Kita akan taruh di sana (Aceh), memang masalahnya kan belum semua (terbuka aksesnya), masih ada tiga kota yang kemarin baru buka, di Gayo Luwes, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Takengon yang belum tersambung jalan daratnya, sehingga agak susah," katanya di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Ia berharap, daerah-daerah yang masih terisolasi dan sulit diakses dalam waktu dekat bisa segera terhubung agar dokter, obat-obatan, dan layanan kesehatan dapat masuk.
"Kebutuhan dokter-dokter itu, terutama di puskesmas-puskesmas yang dekat dengan pusat-pusat pengungsian, dipastikan harus ada. Sebenarnya bukan hanya dokter, melainkan alat kesehatan juga obat-obatannya karena berdasarkan laporan dari Kementerian Pertahanan, banyak penyakit kulit, diare sama infeksi saluran pernapasan akut (ispa)," ujar dia.
Baca Juga:
Kemenkes Kerahkan Tim Krisis dan Aktifkan HEOC untuk Tangani Bencana Hidrometeorologi
Nantinya, kata dia, 300 dokter magang disebarkan ke tempat-tempat terdampak bencana di Aceh.
Para dokter tersebut akan berkeliling melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan medis, utamanya di posko-posko pengungsian.
Saat ini, Kemenkes fokus menghidupkan rumah sakit-rumah sakit di Aceh yang terdampak bencana.
Mulai pekan ini, Kemenkes berkolaborasi dengan berbagai pihak juga fokus membenahi puskesmas-puskesmas yang terdampak bencana.
"Rumah sakitnya kita hidupkan dulu, ini kan ada 18 (unit). Yang bermasalah itu masih yang di Aceh, kalau di Sumatera Barat sama di Sumatera Utara itu sudah beroperasi semua rumah sakitnya. Nah, rumah sakit ini yang dibutuhkan dokter spesialis karena banyak yang mesti masuk ke rumah sakit begitu jalannya sudah terbuka," katanya.
Hingga kini, masih ada enam rumah sakit di Aceh belum beroperasi penuh, sedangkan yang lainnya sudah berjalan dengan normal.
"Tapi yang masih sangat ketinggalan itu yang di Aceh Tamiang. Nah, itu diharapkan mulai besok instalasi gawat darurat (IGD)-nya sudah bergerak karena kita prioritasnya IGD-nya dulu, jadi perawatan bisa mengejar, kemudian ruang operasi, kemudian yang cuci darah, karena cuci darah itu kalau terlambat bisa berbahaya," katanya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]