“Sebagian besar putus sekolah karena alasan ekonomi. Program Sekolah Rakyat diharapkan menjawab persoalan tersebut melalui pendidikan gratis berasrama yang komprehensif,”
jelasnya.
Ia juga mencontohkan, di Jawa Timur saja terdapat lebih dari 400 ribu anak usia SMA yang tidak melanjutkan sekolah, sehingga intervensi nyata sangat dibutuhkan.
Baca Juga:
Mensos: 4,2 Juta Keluarga Tak Layak Dapat Bansos Setelah Verifikasi Data Terbaru
Sementara itu, pengamat pendidikan Ina Liem menilai konsep sekolah berasrama sebagai langkah progresif yang tidak hanya menyediakan akses belajar, tetapi juga perlindungan sosial bagi anak-anak rentan.
“Sekolah reguler tidak cukup. Anak-anak ini perlu lingkungan aman dan terproteksi 24 jam agar bisa fokus belajar,”
tegasnya.
Kepala SMA Rakyat 10 Jakarta, Ratu Mulyanengsih, turut memberikan apresiasi terhadap kebijakan ini.
Baca Juga:
Pandangan Kembali Terang: 115 Lansia di Jambi Jalani Operasi Katarak Gratis dari Kemensos
“Banyak siswa kami korban kekerasan dan berasal dari lingkungan keras. Sekolah ini hadir untuk memutus rantai kemiskinan dan kekerasan,”ujarnya.
Ia menilai keberadaan sekolah rakyat mampu menjadi ruang pemulihan dan pembinaan karakter bagi remaja dari latar belakang sulit.
Dengan dukungan lintas lembaga, pemerintah menargetkan Sekolah Rakyat Berasrama menjadi motor utama dalam percepatan pengentasan kemiskinan, sekaligus membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.