WahanaNews.co | Kementerian Pertanian mengembangkan program pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) sebagai upaya mengantisipasi perubahan iklim.
CSA merupakan pendekatan yang mentrasformasikan dan mengorientasikan ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan.
Baca Juga:
Polda Kalsel Berhasil Selamatkan 463.299 Petani dari Peredaran Pupuk Ilegal
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangannya, Selasa mendorong adanya berbagai inovasi dan teknologi seperti Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi perubahan iklim.
"Saya mendorong berbagai inovasi dan teknologi seperti Climate Smart Agriculture atau CSA untuk menghadapi perubahan iklim," kata SYL.
Sebagai dukungan dari pelaksanaan program strategis Kostratani, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karangasambung di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah menyelenggarakan Training of Farmer (ToF).
Baca Juga:
Kekeringan Ancam Panen Padi di Labura, Petani Terancam Rugi
Tujuannya untuk mempersiapkan peserta TOF sebagai agen CSA dan meningkatkan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) peserta TOF tentang pertanian cerdas iklim.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan apresiasi kepada SDM pertanian khususnya penyuluh dan petani di seluruh Indonesia.
"Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta mampu memberikan contoh dalam penerapan pertanian cerdas iklim (CSA) tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang," ujar Dedi.
Peserta berasal dari 24 kelompok tani (poktan) di Kecamatan Karangsembung, yang terdiri dari anggota poktan, kelompok wanita tani (KWT), petani milenial dan P3A.
Adapun materi yang disampaikan antara lain kebijakan Kementan dalam mendukung peningkatan ketahanan pangan, peran poktan dalam tata kelola irigasi yang bersinergi dengan P3A konsep dasar CSA.
Di awal kegiatan, Camat Karangsambung, Azida Nurul Hayya, mengungkapkan dalam arahannya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendukung dan memotivasi petani menanam komoditas pertanian yang bernilai ekonomis tinggi (High Value Crops) seperti cabai, melon, semangka, dan lainnya.
Selain itu, peserta juga memperoleh materi penerapan CSA dalam High Value Crops, penetapan waktu tanam berdasarkan kalender tanam, penggunaan perangkat uji tanah sawah (PUTS) untuk menentukan pupuk dasar N,P,K, penggunaan varietas unggul adaptif padi cekaman iklim.
Koordinator BPP Kecamatan Karangsambung, Aji Wasis Wicaksono, berharap para peserta ToF dapat menerapkan dan menyebarkan ilmu yang sudah didapat selama mengikuti ToF ke petani di kelompoknya.
Sehingga banyak petani mengetahui bagaimana cara menyikapi dampak perubahan iklim dalam budidaya tanaman pangan. [qnt]