WahanaNews.co | Juru bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril menyampaikan masyarakat agar tidak panik, karena Tingkat kematian dari penyakit cacar monyet diketahui sekitar 1%.
Di mana cacar monyet disebutkan bukan sakit yang berat karena bisa sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Ditambah cacar monyet tidak seperti virus Covid-19 yang mudah menular.
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
"Agar masyarakat ini tetap tenang karena cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya. Kalau kita bandingkan dengan Covid-19 jauh. Untuk itu kita kenal dengan maksud bahwasannya sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri," ujar dr Syahril, Sabtu (20/8/2022).
Sementara untuk tingkat keparahan cacar monyet, disampaikan hanya ada 400 kasus meninggal dari total yang dilaporkan dunia. Artinya hanya sekitar 1% tingkat keparahannya, dikatakan Syahril.
"Dari data dunia di 39.700 tadi ada 400 yang meninggal itu sekitar satu persen jadi sangat kecil ya jauh dengan Covid-19, bisa sampai 10% sampai 12%," jelasnya
Baca Juga:
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat Bertambah Jadi 10 Orang
Sementara untuk gejalanya, menurut dr Hanny Nilasari, SpKK, Ketua Satgas Monkeypox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa ada lima gejala cacar monyet paling banyak dialami pasien. Salah satunya, mengalami sakit kepala dan berikut rinciannya; - Demam - Sakit Kepala - Sakit tenggorokan - Pembesaran getah bening - Kelainan kulit (infeksi kulit, berupa adanya lesi atau luka)
"Gejala yang paling banyak dikeluhkan pasien monkeypox, adalah demam, kemudian sakit kepala, ada rasa tidak enak disaluran tenggorokan, ada pembesaran kelenjar getah bening serta ada kelainan di kulit," ujar dr Hanny. [rsy]