Ia meminta agar pemanfaatan alat tersebut lebih dimaksimalkan untuk menjamin higienitas peralatan makan.
Selain itu, BGN juga telah menginstruksikan agar setiap SPPG memperketat penggunaan air bersih, baik untuk kebutuhan memasak maupun mencuci alat dan bahan makanan.
Baca Juga:
Mahfud MD Soroti MBG: Manfaat Banyak, tapi Tata Kelola Amburadul
“Kita sudah instruksikan agar mereka menggunakan air galon untuk memasak. Untuk mencuci, airnya perlu diberikan saringan,” jelasnya.
Kasus keracunan MBG sendiri hingga kini masih terus bertambah.
Dadan mencatat ada lebih dari 6.457 orang terdampak kasus keracunan makanan MBG berdasarkan rekapitulasi BGN per 30 September 2025.
Baca Juga:
Rp6.500 per Porsi Jadi Biang Kerok, Ratusan Siswa Makassar Tak Lagi Dapat MBG
“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” paparnya.
Ia menekankan, lonjakan kasus keracunan dalam program MBG tak lepas dari kelalaian SPPG yang tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) sebagaimana mestinya.
“Nah, dengan kejadian-kejadian ini kita bisa lihat bahwa kasus kejadian banyak terjadi di dua bulan terakhir. Ini berkaitan dengan berbagai hal, dan kita bisa identifikasi bahwa kejadian itu rata-rata karena SOP yang kita tetapkan tidak dipatuhi dengan saksama,” ungkap Dadan.