"Inilah rangkaian kirab budaya Nusantara PSHT. Ada 300 tipe tanah dan air yang kita ambil dari seluruh penjuru tanah air. Sengaja kita memilih air dan tanah dari tempat yang kental dengan nuansa budaya, seperti di Ende ini. Karena pencak silat adalah budaya bangsa sedangkan anggota PSHT juga berasal dari berbagai suku," ujar Yusuf Husni.
Ia menjelaskan, tanah dan air yang diambil di Ende nantinya akan dikumpulkan bersama air dan tanah dari daerah lain di Padepokan PSHT di Madiun, Jawa Timur.
Baca Juga:
Ditempatkan di Komite II, Komeng Bingung: Berharap Seni Budaya, Kok Jadi Pertanian?
Pada 2 September 2022, tepat pada saat upacara puncak peringatan 1 abad PSHT, tanah dan air tersebut akan dimasukkan ke dalam Monumen 1 Abad PSHT.
Tanah dan air di Ende dikirabkan terlebih dahulu dengan rute dari NTT ke Bali kemudian menyeberang ke Banyuwangi selanjutnya ke Madiun.
"Tanah dan air dari berbagai wilayah di Indonesia ini sebagai simbol perekat persatuan dan kesatuan PSHT itu sendiri," paparnya.
Tak hanya itu, selain mengambil air dan tanah, dalam kesempatan tersebut para pengurus PSHT sengaja menemui LaNyalla yang sedang kunker di NTT untuk melaporkan rangkaian kegiatan menyongsong 100 abad PSHT yang sudah berjalan.
Baca Juga:
ReJO Pro Gibran Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Sultan Nadjamuddin jadi Ketua DPD RI
"Pak LaNyalla adalah salah satu Dewan Pembina PSHT. Makanya dalam kesempatan ini kita melaporkan juga rangkaian kegiatan dalam rangka 1 Abad Terate Emas untuk dunia," ungkapnya.
Para pengurus PSHT juga mengucapkan terima kasih kepada LaNyalla yang telah banyak berkontribusi bagi PSHT. Menurut mereka, PSHT tidak salah pilih menjadikan LaNyalla sebagai Dewan Pembina.
"Keberadaan Pak LaNyalla di PSHT membuat PSHT semakin berkembang dan semakin memudahkan dalam mewujudkan cita-cita kita," tegasnya.