"Pulang ke Serpong hari kedua, hari ini asli berat. Cuaca panas dan hujan deras disertai angin yang kencang. Tapi bahagia, selalu menemukan orang-orang baik di jalan," tutur Veri Sanovri.
Veri Sanovri tidak menduga ada anak muda memberi uang sambil teriak untuk buat air dengan mengacungkan jempol. Ada juga saat Veri berteduh, ada anak kecil menghampirinya mengajak bercerita dan foto bareng.
Baca Juga:
Jawa Terpukul! Lebih dari Separuh Penduduk Miskin RI Ada di Pulau Ini
"Sisa-sisa kegantengan zaman dulu kayaknya minta ngajak foto bareng. dan sebelum berpisah die beliin aqua, for you mister," kisah Veri Sanovri.
Ada juga seorang anak yang ngebonceng motor turun di perempatan lampu merah. Sejurus kemudian si anak turun dan mendekati Veri Sanovri.
"Turun nyamperin nyodorin tangan salaman dan cium tangan," cerita Veri Sanovri.
Baca Juga:
Bukan Pulau Jawa, Salah Satu Pulau Terpadat di Dunia Ada di Indonesia
Pada hari ketiga, gowesan Veri Sanovri mulai menemui titik terang sampai tujuan saat melihat Pelabuhan Bakauheni. Berdesakan antri dengan pesepeda motor, sepeda Veri Sanovri akhirnya bisa ikut menyeberang melintasi Selat Sunda.
"Pulang ke Serpong hari ke-3. Minum es jeruk kala panas yang terik di warung pinggir jalan setelah puluhan KM nggak nemu warung. Menyelesaikan tanjakan menjelang pelabuhan Bakauheni yang bikin ngos-ngosan. Dan akhirnya ke jebak di antara ribuan motor yg antre masuk pelabuhan untuk menyebrang kembali ke pulau Jawa. Akhirnya kapalnya berangkat juga," kisah Veri Sanovri.
Hari keempat adalah etape terakhir. Merak-Serpong. Bila tak ada aral, maka petang/malam ini Veri finish di rumahnya di kawasan Serpong. Bila dihitung, total perjalanan 1.200 Km yang ditempuh selama 8 hari.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.