Namun, lima tahun sebelumnya, Majalah Tempo juga pernah menulis tentang perebutan posisi Ketua Umum Kadin. Dalam laporan berjudul "Berebut Kursi kadin-1" pada 10 Mei 2010, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI merapatkan barisan untuk membahas sukses rencana sukses Kadin dalam Musyawarah Nasional.
Pada persamuhan di Bimasena Club, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, itu dihadiri oleh pentolan Kadin dan para bekas ketua umum. Mereka tampil necis dengan setelan jas warna gelap dan senyum lebar.
Baca Juga:
Langgar Kesepakatan, Kubu Arsjad Tolak Kepengurusan Kadin Versi Anindya Bakrie
Hadir di sana, antara lain bos Sahid Group Hariyadi Sukamdani; pemilik kelompok usaha Ariobimo, Sharif Cicip Sutardjo; mantan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Muhammad Lutfi; bos Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga Uno; dan CEO Bosowa Group, Erwin Aksa.
Para bos ini punya hajatan penting: membahas rencana suksesi Kadin dalam Musyawarah Nasional pada Agustus 2010. Mereka tak ingin suara organisasi terbelah dalam proses pemilihan nahkoda Kadin. “Hipmi ingin punya satu suara,” kata Cicip ketika itu.
Saat itu, Ketua Umum Kadin dijabat oleh M.S. Hidayat yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian di kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. Sukses Kadin tersebut berharap ada revisi AD/ART untuk menyelesaikan kasus rangkap yang dialami Hidayat.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
Terjadi kericuhan dalam persiapan menuju Munas. Ada kubu yang berkeras bahwa persiapan itu membutuhkan waktu sekitar setahun. Alasannya, AD/ART baru mesti disahkan melalui Keputusan presiden, seperti yang selama ini terjadi. Sedangkan kubu lain berpendapat Munas harus segera dilaksanakan. Diduga, kubu kedua khawatir tidak kecipratan "rezeki" Pemilu Kadin.
Pada Munas Kadin 2010. Ada tujuh nama yang masuk bursa calon ketua umum, antara lain Suryo Bambang Sulisto, Rachmat Gobel, Sharif Cicip Sutardjo, Chris Kanter, Sandiaga Uno, Hariyadi Sukamdani, dan Wisnu Wardhana. Lima nama terakhir adalah kader Hipmi. Suryo mendapat dukungan Ketua Kadin 1988-1993 sekaligus Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie. Suryo Bambang Sulisto pun memenangi pemilihan ketua umum.
[ADV/Redaktur: Amanda Zubehor]