“Ibu Dian ini bukan seorang yang mampu mengambil keputusan dengan cepat. Ini dipengaruhi oleh pola asuh yang membuatnya memiliki ketergantungan luar biasa terhadap orang-orang di sekitarnya, ini yang kemudian membuatnya kurang mampu mencari solusi di dalam situasi ketidakberdayaan,” ucap Reni.
Dijelaskannya, Dian merasa tidak berdaya setelah ditinggal ketiga anggota keluarga yang dicintainya, yang nampaknya juga terdapat masalah fisik dan psikologis. Namun dia masih ada keinginan untuk hidup. “Situasi ini melampaui kesanggupan mbak Dian atau ibu Dian, untuk merespon secara adaptif,” sebutnya.
Baca Juga:
Rumah di Kalideres Masih Dipasangi Garis Polisi Meski Penyebab Kematian Terungkap
Lebih lanjut, Dian tidak memiliki sumber daya yang memadai baik dalam diri sendiri maupun dukungan sosial dari luar untuk menghadapi situasi kehilangan yang sangat intens.
“Tapi masih kelihatan bahwa dia berusaha untuk melakukan perawatan. Artinya ada pembelian makanan, dari bon-bon, nota-nota belanjanya yang masih dia lakukan. Dan tadi juga dinyatakan (kedokteran forensik) ada feses yang masih tersisa,” kata Reni.
“Di samping itu juga rumah itu masih dipersiapkan dengan baik dan terlihat cara tidur dia itu berupaya untuk dapat posisi yang nyaman di dekat ibunya,” imbuhnya.
Baca Juga:
Kesimpulan Keluarga Tewas Kalideres: Kematian Wajar dalam Kondisi Tak Wajar
“Kondisi ini menunjukkan bahwa dia bukan ingin mati seperti bunuh diri, juga bukan karena ada pihak lain, juga bukan karena kecelakaan, tetapi karena kematian yang wajar,” jelasnya. [sdy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.